REPUBLIKA.CO.ID, SOLO-- Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, memerintahkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait, untuk segera melakukan pembersihan abu vulkanik setebal tiga empat centimeter yang disemburkan erupsi Gunung Kelud, Kediri, Jatim.
Langkah pembersihan dari fasilitas umum yang paling vital dan menyangkut kepentingan umum. Rudy, panggilan akrab walikota, memerintahkan lokasi paling krusial yang mendapat prioritas. Kegiatan Pembersihan dimulai dari Jalan Protokol Slamet Riyadi. Persisnya, depan rumah dinas Walikota, Loji Gandrung.
Kemudian, pembersihan dilanjutan areal rumah sakit, sekolahan, perkantoran, dan fasilitas umum lain. Seperti, pasar, pertokoan, dan penyediaan bahan kebutuhan pokok. Kalau semua itu sudah dibersihkan, tinggal areal lain.
Dampak dari erupsi Gunung Kelud juga dirasakan hingga Kota Solo dan sekitarnya. Berdasarkan informasi, letusan Kamis (13/2) sekitar pukul 22.30 WIb. Kemudian, disusul hujan abu pukul 00.00 WIB. Hujan abu semakin tebal selepas bakda Subuh.
Aktivitas pembersihan juga dilakukan SKPD di Kabupaten Sukoharjo. Pemkab mengerahkan empat mobil tangki pemadam kebakaran (Damkar) untuk menggelontor demu setebal tiga-empat centimeter sepanjang jalan protokol.
Kepala BPBD Sukoharjo Suprapto, mengatakan, abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud mulai menghujan wilayah Sukoharjo sejak Jumat pagi. Karena intensitasnya cukup tinggi, dan menyebabkan jarak pandang sulit, maka pihaknya menerjunkan empat armada pemadam kebakaran. Empat armada kita terjunkan untuk mengairi jalan protokol Sukoharjo.
Sementara, warga yang beraktifitas sepanjang jalan raya dihimbau untuk tetap berhati-hati. Mengingat jarak pandang jalan Sukoharjo hanya 10 hingga 20 meter. Dengan siraman air dari pemadam kebakaran diharapkan dapat mengurangi tingkat pencemaran debu abu vulkanik berterbangan hingga membuat gelap jalan.