Kamis 13 Feb 2014 17:15 WIB

BNN Lakukan Tes Urine Pegawai Lapas Wirogunan

Rep: yulianingsih/ Red: Damanhuri Zuhri
 Badan Narkotika Nasional (BNN).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Badan Narkotika Nasional (BNN).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Nasional Narkotika (BNN) Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan tes urine mendadak pada pegawai Lembaga Pemsyarakatan (Lapas) Wirogunan Yogyakarta, Kamis (13/2).

Sebanyak 48 orang pegawai Lapas termasuk Kepala Lapas mengikuti tes tersebut. Tes urine sendiri dilakukan secara acak terhadap para pegawai tersebut.

Dari tes urine ini, BNN menemukan kandungan opium pada air seni milik Kalapas Wirogunan, Zaenal Arifin. BNN sendiri cukup kaget dengan temuan tersebut. Meski kandungan opiumnya hanya sedikit.

"Setelah kita konfirmasi ternyata opium tersebut dari obat batuk yang dikonsumsi Kalapas," ujar Kasi Intel BNN DIY Siti Alfiah.

BNN juga mengonfirmasi hal itu ke dokter Lapas dan dibenarkan Kalapas tengah dalam kondisi sakit batuk dan mengonsumsi obat batuk. Menurut Alfi, tes tersebut dilakukan secara rutin meskipun waktunya mendadak dan dilakukan secara acak.

Beberapa zat yang menjadi perhatian BBN melalui tes urine tersebut antara lain kokain, opium, menthavetamin, amphetamin, THC/ganja, dan benjo/obat-obatan terlarang. "Sidak ini bagian dari upaya pencegahan penggunaan narkotika dan pemberantasan," katanya.

Kepala Lapas Zaenal Arifin mengakui hasil tes urine miliknya mengandung opium. Namun, opium itu berasal dari obat batuk yang dikonsumsinya. "Saya memang sedang sakit batuk. Obat batuk itu atas rekomendasi dokter," katanya.

Menurutnya, pegawai Lapas Wirogunan yang dites baru sebagian. Dari 166 orang pegawai baru 49 orang yang menjalani tes. Meski begitu kata dia, pihaknya optimistis pegawai dan penghuni lapas tidak ada yang mengonsumsi dan terlibat peredaran narkoba.

Sebab, setiap pengunjung yang masuk ke area lapas akan dilakukan pemeriksaan secara ketat alias digeledah. Saat ini, warga binaan Lapas Wirogunan sebanyak 348 orang, 88 orang diantaranya merupakan perempuan.

Diantara warga binaan ada 28 warga yang masuk karena kasus narkoba. "Jika terbukti ada pegawai yang terlibat atau mengonsumsi, kita akan tindak tegas," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement