REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI AU menerima 16 pesawat temput T-50i dari Kemenhan. Pesawat ini memiliki kemampuan tempur dan latihan. Pesawat tersebut nantinya akan mengisi skadron 15 penerbang tempur.
"Ini untuk memaksimalkan latihan tempur kami," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, di Jakarta, Kamis (13/2). Pesawat ini menggantikan pesawat Hawk 100/200.
Dia menyatakan presiden akan memimpin langsung penyerahan pesawat tempur dari Korea Selatan ini. Pesawat tempur ini diserahkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI). Pemesanan pesawat ini sudah dilakukan sejak 2011. Namun karena proses politik anggaran di DPR, pembuatan pesawat tempur ini baru dimulai pertengahan 2013.
Hadi menyatakan pesawat tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pilot tempur TNI AU. Mereka nantinya akan memanfaatkan pesawat tersebut untuk latihan dan juga pertempuran.
Kedatangan pesawat T-50i ini merupakan bagian dari renstra lima tahunan. Pesawat ini akan menambah kekuatan alat utama sistem senjata TNI AU. Hadi menyatakan kedatangan T-50i merupakan hasil kerjasama Indonesia - Korea Selatan pada 2011 lalu. Pada tahun itu kedua belah pihak menandatangani kesepakatan terkait pengadaan pesawat tempur. Tidak kurang dari 400 juta US Dolar.
Sebelumnya, Indonesia melakukan tender pengadaan pesawat tempur pada Agustus 2010. Pesertanya adalah T-50i Korsel, Yak 130 Rusia, dan L 159 B Ceko. Pada April 2011, T-50i menang dalam tender pengadaan pesawat ini. Kemudian dilakukanlah negosiasi pengadaan pesawat tersebut.
KAI dan Lockheed Martin telah menghabiskan 13 tahun untuk mengembangkan T-50i yang merupakan pesawat supersonik. Julukannya adalah golden eagle atau elang emas.