Rabu 12 Feb 2014 20:20 WIB

Waspada Flu Burung

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Joko Sadewo
Penindakan dan pencegahan flu burung (ilustrasi)
Foto: Antara
Penindakan dan pencegahan flu burung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Waspada Flu Burung

Jakarta -- Semua pihak diminta waspada menghadapi flu burung. Kasus ini rentan merebak terutama ketika musim tak menentu seperti sekarang.

"Kami jelas memantau semua pelaku unggas, juga peternak kecil, menengah dan skala besar," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro kepada Republika, Rabu (12/2).

Daerah yang sering terjadi kasus flu burung ditekankan untuk melakukan vaksinasi. Upaya ini dilakukan secara rutin dari tahun ke tahun.

Pemerintah juga melakukan monitoring terhadap upaya biosecurity di peternakan-peternakan. Peternakan skala besar menurutnya telah meningkatkan upaya pengamanan untuk menghadapi kasus flu burung. "Mereka (peternak besar) sadar kalau sampai ditemukan kasus ini di on farm, kerugiannya besar baik dari segi materi dan citra perushaan," katanya.

Sepanjang Januari dan Februari 2014, kasus flu burung masih ditemukan di daerah-daerah tertentu, seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur, kasus ini ditemukan menyerang sentra peternakan itik yang masih menggunakan sistem berpindah (angon). Cara ini dikatakan mempercepat penyebaran virus.

Peternak itik pun diminta untuk meninggalkan cara-cara lama yang lebih bersih. Di Jawa Timur pemerintah daerah mulai melakukan pelarangan beternak menggunakan pola ini. Pemerintah juga telah melakukan depopulasi di beberapa peternakan di Jawa Tengah agar virus ini tidak menjadi epidemi.

Hasil surveillance menunjukkan tidak ditemukan virus baru yang menyerang unggas dan itik di Indonesia. Pemerintah juga telah melakukan pelarangan pemasukan unggas dan produk-produk olahan dari Cina dan Vietnam. Hal ini untuk mencegah kemungkinan tersebarnya virus jenis baru yang sedang mewabah di kedua tempat tersebut.

"Begitu terdetekasi ada kasus flu burung, langsung dilakukan pelarangan," katanya.

Kementan juga menurunkan unit respon cepat untuk melakukan pengawasan di pasar dan sentra penjualan unggas dan itik. Sejauh ini belum ditemukan kasus dimana penyebaran virus terjadi di pasar. Pemusnahan unggas dan itik akan dilakukan bila kasus ini terdeteksi berada di lokasi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement