Selasa 11 Feb 2014 20:24 WIB

Pramono Minta Negara Tetangga Tak Provokasi Indonesia

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Hazliansyah
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jenderal (purn) Pramono Edhie Wibowo (tengah)
Foto: Antara Foto
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jenderal (purn) Pramono Edhie Wibowo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo mengatakan, menjaga kedaulatan, kewibawaan, dan kehormatan bangsa dan negara dalam melaksanakan hubungan bertetangga antarnegara itu penting.

Pernyataan tersebut terkait dengan aksi yang dilakukan negara tetangga terhadap Indonesia seperti protes Singapura terhadap penamaan KRI Usman Harun, dugaan pembakaran dan perampokan kapal nelayan asal Merauke oleh tentara Papua New Guniea, dan pengusiran imigran gelap asal Timur Tengah oleh Australia ke wilayah Indonesia.

 

"Wajib hukumnya menjaga kedaulatan, kewibawaan dan kehormatan bangsa dan negara di mata dunia, khususnya negara tetangga. Untuk dapat melindungi keutuhan wilayah dan keamanan warga negaranya, Indonesia harus berdaulat, berwibawa dan dihormati, tanpa harus jadi menakut-nakuti negara tetangga," kata adik Ibu Negara Ani Yudhoyono ini di Jakarta, Selasa (11/2).

 

Menurut pengalamanya di dunia militer selama 33 tahun dan 3 bulan, konflik justru kerap terjadi antarnegara tetangga.

“Saya minta agar negara tetangga berlaku baik dan menghormati kedaulatan dan hak masing-masing Negara, serta menghindari tindakan-tindakan provokasi,” katanya.

Jangan sampai Indonesia dianggap terlalu kompromi dan permisif atas konflik dengan negara tetangga.

“Indonesia bangsa dan negara yang besar, jangan sampai dipermalukan bangsa lain karena kurang tegas menyelesaikan konflik,” ujar Pramono.

 

Jika ada masalah, ujar Pramono, sebaiknya mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Namun jika ada pelanggaran, Indonesia harus bersikap tegas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement