Selasa 11 Feb 2014 16:17 WIB

DKI Selidiki Bus Transjakarta Baru Tapi Karatan

Petugas memeriksa Bus TransJakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) baru di Pool TransJakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin (10/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petugas memeriksa Bus TransJakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) baru di Pool TransJakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta akan menelusuri penemuan sejumlah unit bus Transjakarta yang baru namun sudah berkarat.

"Bus-bus itu masih baru, bagaimana bisa berkarat. Makanya, kita mau selidiki lagi masalah ini, kalau-kalau ada yang salah dalam pengadaannya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.

Dia menduga ada unsur kelalaian dalam proses pengadaan bus-bus Transjakarta yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI. Selain itu, menurut dia, tidak ada pemeriksaan yang dilakukan terkait temuan tersebut. "Seharusnya, ketika bus-bus itu tiba di Jakarta, langsung diperiksa, dilihat bagaimana kondisinya. Jadi, kalau ada kerusakan, bisa langsung dikembalikan ke produsen. Kita tidak mau terima barang rusak," ujar Basuki.

Oleh karena itu, dia menuturkan pihaknya akan melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengadaan bus-bus asal China tersebut. "Kita mau telusuri masalah ini, mulai dari pemasok, produsen, sampai pihak pembeli, supaya bisa diketahui siapa sebetulnya yang melakukan kesalahan atau penyelewengan," tutur Basuki.

Selanjutnya, dia mengungkapkan pihaknya akan memberikan hukuman kepada pihak-pihak yang terbukti melakukan kesalahan dalam kasus tersebut. "Kita akan langsung beri hukuman kepada oknum atau pihak yang terbukti bersalah. Hukuman itu sebagai efek jera supaya kasus seperti ini tidak terulang lagi," ungkap Basuki.

Lima unit bus Transjakarta articulated (gandeng) dan delapan unit Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) ditemukan berkarat dan diduga penyebabnya adalah penggunaan suku cadang bekas atau rekondisi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement