REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski belum ada kasus flu burung atau (avian influenza) yang menular ke manusia, namun semua puskesmas di Kota Yogyakarta sudah menyiapkan tamiflu atau obat bagi penderita flu burung. "Stok tamiflu di Yogya cukup dan semua puskesmas sudah menyiapkan stok," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Vita Yulia, Selasa (11/2).
Diakuinya, saat ini pihaknya telah mengintensifkan 50 petugas survilans kesehatan di 45 kelurahan di Yogyakarta. Mereka bertugas melakukan deteksi dini pada pasien flu burung di wilayah. "Jika ada kasus yang dicurigai flu burung harus segera dilaporkan ke puskesmas," ujarnya.
Selain petugas survilans di wilayah, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan para dokter dan paramedis di seluruh puskesmas di Yogyakarta. Mereka siap menerima pasien yang diindikasikan terjangkit flu burung. "Pasien ini nanti akan di rujuk ke RSUP Dr Sardjito atau RS Panembahan Senopati sebagai RS yang ditunjuk untuk rujukan pasien flu burung di DIY," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Suyana mengatakan, pihaknya menyiapkan Unit Reaksi Cepat (URC) untuk mendeteksi adanya unggas yang terjangkit flu burung di Kota Yogyakarta. "Kita sudah kirim surat edaran ke tingkat wilayah, isinya agar masyarakat segera melaporkan ke RT/RW atau kelurahan jika ada unggas mati mendadak," katanya.
URC ini kata dia, bertugas melakukan pengecekan dan test secara cepat terhadap unggas yang mati mendadak tersebut. Dengan begitu akan segera diketahui apakah unggas tersebut mati karena flu burung atau tidak.
Berdasarkan data kata dia, sudah ada laporan unggas mati mendadak di Kecamatan Umbulharjo pada awal Februari lali. Ada 18 itik mati mendadak di kecamatan tersebut.
Tim URC, lanjut dia, sudah melakukan //rapid test// dan hasilnya adalah negatif flu burung. Meskipun demikian, tim tetap mengirimkan sampel ke Balai Besar Veteriner untuk dilakukan uji laboratorium secara lengkap.