Selasa 11 Feb 2014 12:44 WIB

Lomba Hadis Belum Populer, Kenapa?

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Bilal Ramadhan
 Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) mengikuti lomba hafalan Alquran surat pendek tingkat SD/Diniyah dalam lomba kemampuan keagamaan dan seni di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (9/1).    (Republika/Agung Supriyanto)
Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) mengikuti lomba hafalan Alquran surat pendek tingkat SD/Diniyah dalam lomba kemampuan keagamaan dan seni di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (9/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Lomba hafalan hadis belum populer seperti lomba hafalan Alquran. Wakil Ketua panitia musabaqah hafalan Alquran dan Hadis Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud tingkat Asia Pasifik, Sobahussurur mengatakan di beberapa negara Islam, lomba hafalan hadis ternyata kurang populer.

Umumnya, negara-negara Islam baru menyelenggarakan lomba hafalan Alquran. Indonesia, kata dia menjadi salah satu negara pionir yang turut mempopulerkan lomba hafalan Alquran dan hadis dalam satu kompetisi yang digelar bersama-sama.

"Kita ingin mempopulerkan agar hafalan bukan hanya hafalan Alquran tapi juga ingin memasyarakatkan hafalan hadis," ujar dia, saat ditemui di sela-sela lomba  hafalan Alquran dan Hadis pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud tingkat Asia Pasifik di masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (11/2).

Ia mengatakan menghafal hadis sama pentingnya dengan menghafalkan Alquran. Dengan mengadakan lomba hafalan Alquran dan hadis bersama-sama menurut dia menjadikan masyarakat juga lebih berminat mengikuti lomba hafalan hadis. Di Indonesia, lomba hafalan Alquran dan hadis sudah diselenggarakan sebanyak 12 kali.

Menurut dia, dengan adanya kompetisi seperti ini, kini mulai banyak pesantren atau lembaga Islam yang juga turut mengadakan lomba hafalan hadis."Kita sudah disuruh berpegang teguh kepada dua hal yang kalau kita berpegang teguh kepadanya tidak akan tersesat yakni Alquran dan Hadis," ujarnya.

M Aini, salah satu juri hadis dalam kompetisi ini mengatakan umumnya di setiap kompetisi, jumlah peserta hafalan hadis memang tidak sebanyak peserta hafalan Alquran. Pengajar di Pondok Pesantren Al-Amin Madura ini mengatakan tingkat kesulitan menghafal hadis relatif lebih tinggi dibandingkan menghafalkan Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement