REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pusat Pengawas dan Pengendali Tembakau (TCSC), Kartono Muhammad, mengatakan iklan rokok yang ditampilkan di berbagai media merupakan penyesatan.
"Iklan rokok itu menyesatkan. Dalam iklan menampilkan sosok yang macho, pemberani, dan kuat, padahal efek yang ditimbulkan rokok justru sebaliknya," ujar Kartono di Jakarta, Senin.
Rokok justru membuat para perokok sakit-sakitan. Jauh dari kesan yang disampaikan dalam iklan tersebut.
Oleh karena itu, TCSC mendorong agar tidak ada lagi iklan rokok di media.
"Iklan justru mendorong orang untuk merokok, padahal racun yang mencandu. Maksudnya, rokok membuat para perokoknya ketagihan, " jelas dia.
Indonesia, lanjut dia, adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masih memperbolehkan adanya iklan rokok.
Menurut dia, ada atau tidak adanya iklan rokok tergantung komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakatnya dari bahaya rokok. "Tapi, sepertinya pemerintah tidak mau untuk melarang penyiaran iklan rokok," kata dia.