Sabtu 08 Feb 2014 22:58 WIB

Sesak Nafas dan Sakit Mata Mendera Pengungsi Sinabung

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Didi Purwadi
Korban bencana Sinabung
Foto: EPA
Korban bencana Sinabung

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terus menghinggapi pengungsi di pos penampungan bencana Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut). Di pos penampungan yang berlokasi di Losd Maka Heuli, Kabanjahe tercatat mayoritas dari 644 pengungsi di sana menderita sesak nafas.

 

Koordinator Palang Merah Indonesia (PMI), Junaedi, mengatakan pos pelayanan kesehatan yang digelar sejak pagi hingga sore Sabtu ini menerima banyak keluhan ISPA di pos itu.

“Lalu sakit mata menjadi yang paling dikeluhkan. Sepertinya abu vulkanik yang menyebabkan dua penyakit ini,” ujar Junaedi kepada Republika Online di Kabanjahe Sabtu.

 

Junaedi mengatakan, dalam pelayanan kesehatan tadi, PMI didampingi oleh dua dokter dan enam perawat. Kedatangan mereka pun disambut antusias oleh para pengungsi.

 

“Ada juga yang menderita masuk angin karena mereka sehari-hari kan tidur lantai yang hanya beralaskan tikar,” ujar dia.

 

Pos penampungan Losd ini berisikan pengungsi dari dua desa yakni, Desa Kuta Rayat dan Desa Gung Pinto. Mereka sudah berada di sana sejak dua bulan lalu ketika dua desa ini dihujani abu vulkanik dengan intensitas yang tinggi.

 

Sehari sebelumnya, PMI juga menggelar pelayanan kesehatan di Pos Losd Tanjung Pulo, Desa Tanjung Pulo. Ratusan dari 720 pengungsi di sana juga menderita ISPA dan sakit mata akibat udara di sana yang sudah terkontaminasi abu vulkanik Gunung Sinabung.

 

Menurut pengungsi, selain dengan obat, mereka juga mengandalkan masker untuk menghindarkan diri dari debu vulkanik. “Kami juga rajin sapu-sapu dan beres-beres agar debu tidak menempel lama di pengungsian,” ujar salah satu pengungsi Nova Tarigan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement