Jumat 07 Feb 2014 08:08 WIB

Bulog: Distribusi Raskin di Madura Molor

Stok beras miskin (raskin) di salah satu gudang BUlog.
Foto: Antara/Arief Priyono
Stok beras miskin (raskin) di salah satu gudang BUlog.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Distribusi beras untuk masyarakat miskin di Pulau Madura, Jawa Timur, pada awal 2014 molor, kata Kepala Bulog Sub Divre XII Madura Hariyono. "Hingga memasuki Februari ini, belum satu pun pemkab di Madura ini yang melakukan distribusi," katanya di Pamekasan, Jumat (7/2).

Ia menjelaskan dari empat kabupaten di Madura, yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan, baru dua kabupaten yang mengajukan surat permohonan alokasi (SPA) ke Bulog Sub Divre XII Madura. Dua kabupaten itu, masing-masing Pamekasan dan Bangkalan, sedangkan dua kabupaten lainnya, yakni Sampang dan Kabupaten Bangkalan belum belum mengajukan SPA.

"Distribusi raskin oleh pihak Bulog ini kan bergantung pengajuan yang disampaikan pemkab. Kalau tidak ada pengajuan, kami tentunya tidak bisa melaksanakan distribusi," ujar Hariyono.

Warga penerima program bantuan raskin di Pulau Madura, Jawa Timur pada 2014 berjumlah 396.490 rumah tangga sasaran (RTS). Mereka tersebar di empat kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Dari sebanyak 396.490 RTS itu, kabupaten dengan jumlah penerima bantuan terbanyak, ialah Sumenep 116.378 RTS, lalu Sampang sebanyak 108.647 RTS, selanjutnya Pamekasan sebanyak 86.397 RTS. Terakhir yang paling sedikit ialah Bangkalan 85.068 RTS.

Hariyono mengatakan jumlah pagu bantuan raskin se-Madura sebanyak 5.947.350 kilogram (kg) dengan ketentuan 15 kg untuk masing-masing RTS penerima bantuan. Ia menjelaskan untuk Kabupaten Sumenep pagu raskin yang harus didistribusikan kepada warga penerima bantuan setiap bulannya sebanyak 1.745.670 kg, Sampang 1.629.705 kg, Pamekasan 1.295.955 kg, dan Bangkalan sebanyak 1.276.020 kg.

"Harga tebusnya sama dengan tahun lalu, yakni Rp1.600 per kilogram," katanya. Pola distribusi yang dicanangkan pemkab di empat kabupaten di Madura untuk bantuan raskin, menurutnya, belum ada perubahan, yakni melalui aparat desa setempat, kendati sempat ada wacana pendistribusian melalui kelompok masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement