REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Iklan tidak akan memengaruhi pilihan pemilih pada pemilihan umum yang digelar April 2014, kata seorang peneliti.
"Iklan tidak akan mempengaruhi pilihan pemilih. Iklan hanya sekedar memperkenalkan," kata peneliti dari Alvara Research Center Hasanuddin Ali di Jakarta, Kamis.
Meski frekuensi iklan terbilang tinggi, tambah dia, iklan terbukti tidak mampu untuk mengikat orang."Misalnya untuk calon presiden, tidak benar kalau sudah populer maka akan dipilih," katanya.
Menurut dia, yang terpenting adalah komunikasi dua arah baik dari partai maupun capres dengan para pemilih.
"Kekuatan emosi antara pemilih dengan partai yang dipilih sangat menentukan," katanya.
Hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center di 12 kota di Tanah Air, menyebutkan sebagian besar pemilih belum menentukan pilihannya.
Pemilih apatis dan pemilih konservatif masih banyak yang belum menentukan pilihannya atau sekitar 30 hingga 40 persen.
Sementara itu, sekitar 20 persen pemilih mengambang dan pemilih rasional juga belum menentukan pilihannya.
Survei yang dilakukan kepada 1.500 responden dengan tingkat kesalahan 2,5 persen itu juga menyebutkan PDI Perjuangan merupakan partai yang melekat di benak pemilih atau dengan persentase 39,2 persen.
Disusul Partai Golkar 18,1 persen dan Partai Demokrat 11,9 persen.