REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seluas 20 hektare lahan persawahan di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, gagal panen akibat terjangan banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah itu, Jumat (31/2).
"Luas lahan yang gagal panen bisa bertambah karena saat ini laporan awal yang kami terima baru dari Desa Bendosari, padahal ada sejumlah desa lain di kecamatan itu yang juga diterjang banjir. Bahkan, beberapa desa di Ngantang belum ada laporan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Ajunuddin, Rabu (5/2).
Ia mengemukakan setelah seluruh data kerusakan lahan pertanian masuk, maka baru dilakukan pengkatagorian, mulai dari yang rusak ringan, sedang dan parah.
Menurut dia, untuk lahan yang mengalami rusak parah, diupayakan bantuan berupa bibit, pupuk organik agar petani bisa menanam kembali dengan sesegera mungkin.
Namun, sebelum mendistribusikan bibit dan pupuk kepada petani, pihaknya akan berkoordiansi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui cuaca di Kabupaten Malang.
Jika masih berpotensi terjadi hujan lebat, katanya, pihaknya meminta petani untuk menunda penanaman kembali guna menghindari terjadinya banjir sewaktu-waktu dan merusak lahan pertanian yang baru ditanami kembali.
Selain lahan persawahan, lanjutnya, Dinas Pertanian dan Perkebunan juga telah mendapat laporan adanya kerusakan saluran irigasi tani dan jalan tani serta pipa saluran air pertanian sekitar 200 batang.
Ia mengakui pipa saluran air pertanian yang dilaporkan mengalami kerusakan itu baru di Desa Bendosari dan Sukomulyo, Kecamatan Pujon. "Kami yakin jumlah pipa yang mengalami kerusakan tersebut lebih banyak dari yang dilaporkan karena masih ada sejumlah desa yang tidak luput dari terjangan banjir dan tanah longsor," ujarnya.