Ahad 02 Feb 2014 22:30 WIB

Kak Seto: Perhatian Pemerintah Terhadap Anak-anak di Pengungsian Masih Kurang

Rep: c57/ Red: Maman Sudiaman
Tiga anak yang mengungsi akibat banjir di Pengadegan,Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Tiga anak yang mengungsi akibat banjir di Pengadegan,Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhatian pemerintah terhadap anak-anak korban bencana masih kurang. Buktinya, kata psikolog anak, Seto Mulyadi, pendataan terhadap anak dan perbandingan mereka dengan orang dewasa saja belum akurat.

"Artinya, pemerintah lebih memperhatikan yang dewasa," ujar  Seto Mulyadi kepada wartawan, Ahad (2/2).

.

Indikasinya, menurut Seto, bisa dilihat dari data anak-anak korban pengungsian yang tidak akurat dan tidak jelas. Berapa jumlah anak-anak yang ada di pengungsian? Berapa perbandingannya dengan orang dewasa? Berapa jumlah anak-anak usia bayi, bayi tiga tahun (batita), bayi lima tahun (balita), usia sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP)?

Menurut pendiri Yayasan Nakula Sadeaa ini, kesehatan anak-anak di pengungsian, termasuk kesehatan jiwa dan mental, juga perlu diperhatikan serius oleh pemerintah. "Jadi saya mohon pemerintah untuk betul-betul memperhatikan anak-anak di pengungsian. Saran saya, pemerintah dapat bersinergi dan berkoordinasi dengan pejuang-pejuang kemanusiaan dan perlindungan anak untuk mencapainya," usul Seto Mulyadi.

Pakar psikologi anak itu juga berharap peristiwa banjir di Jakarta ini dapat menjadi momentum bagi semua pihak, khususnya pemerintah, untuk bersama-sama membuat tempat pengungsian yang ramah anak. Hal ini sesuai dengan kesepakatan internasional di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada 2002, untuk menciptakan dunia yang lebih ramah terhadap anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement