REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Riga Nurul Iman, Esthi Maharani
JAKARTA -- Gita Wirjawan mengemasi barang-barang miliknya di ruangan menteri perda- gangan (mendag) seusai Shalat Jumat, kemarin. Dia memilih un - tuk meninggalkan posisi mendag karena khawatir terjadi konflik kepentingan dengan posisinya sebagai peserta konvensi calon presiden (capres) dari Partai De - mokrat. Gita ingin serius memenangi konvensi.
"Saya berharap langkah yang saya ambil ini merupakan lang - kah terbaik bagi Indonesia," ka -ta Gita saat mengumumkan pengunduran dirinya, Jumat (31/1). Dia berharap, langkahnya bisa menjadi preseden positif dalam demokrasi Indo nesia.
Menurut Gita, niat mundur dari posisi mendag sudah disam- paikan kepada Presiden sejak pertengahan 2013. Namun, Gita masih memiliki tanggung jawab penting sebagai mendag, terutama di pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada Oktober 2013 dan Organi sasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Desember 2013.
Partai Demokrat meng umum - kan 11 peserta konvensi pada 30 Agustus 2013. Sebagian besar peserta juga menduduki jabatan publik, di antaranya, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, anggota BPK Ali Masy - kur Musa, dan Du bes RI untuk AS Dino Patti Dja lal. Ha nya Gita dan Dino yang sudah mun dur dari jabatan publik.
Menko Polhukam Djoko Su - yanto menilai, Gita telah mengambil keputusan tepat. "Ini semata-mata agar tidak terjadi konflik kepentingan, kebetulan yang bersangkutan adalah peja - bat negara," kata Djoko.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai, hal langkah Gita sudah terlambat. Menurut Priyo, Gita semestinya mundur sejak awal mendeklarasikan diri seba - gai peserta konvensi capres Partai Demokrat. Meski begitu, lang kah Gita lebih baik ketimbang peja - bat lain yang ikut konvensi tapi tak mundur dari jabatannya.
Dahlan Iskan mengaku salut kepada Gita yang memilih mundur dari jabatan mendag. Na - mun, Dahlan belum berencana mengikuti langkah Gita untuk mundur dari posisi menteri. "Adalah hak seseorang untuk mundur atau maju," kata dia.
Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice, M Riza Da ma - nik, menilai, Gita melakukan `cu ci tangan'. Riza meragukan pertimbangan etik yang jadi alasan Gita, melainkan hanya per- timbangan elektoral. Riza beralasan, secara etik, Gita telah disumpah untuk menjalankan tugasnya sebagai mendag.
Pakar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie tak mempermasalahkan mundurnya Gita. Menurut dia, peran Gita di kabinet bisa dilimpahkan ke Kemenko Perekonomian. Jimly mengatakan, SBY tidak lagi sem pat mencari sosok pengganti Gita karena umur pemerintahan tidak lagi lama."Kecuali Presi - den punya jawaban lain," ujar Jimly. (aldian wahyu ramadhanantara, ed:m ikhsan shiddieqy)
Lebih lengkapnya silakan membaca Republika, terimakasih.