REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
Anak-anak menjadi korban bencana paling rentan.
JAKARTA — Hampir semua organisasi masyarakat (ormas) Islam turut memberikan bantuan bagi korban bencana yang sejak beberapa pekan ini melanda Tanah Air.
Tak hanya memberikan bantuan kebutuhan harian, sejumlah ormas Islam bahkan memberikan bantuan jangka panjang.
Lembaga kemanusiaan Baitul Maal Hidayatullah (BMH), misalnya. Hingga kini, lembaga yang bernaung di bawah organisasi Hidayatullah itu terus melakukan sejumlah aksi sosial di beberapa daerah di Indonesia.
Khusus untuk korban bencana Gunung Sinabung di Sumatra Utara, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) memfokuskan bantuan pada trauma healing terhadap anak-anak.
“Kami memiliki posko khusus trauma healing di Desa Logomba, Brastagi, Sinabung,” jelas Kepala Departemen Komunikasi dan Marketing BMH, Rama Wijaya, Rabu (29/1). “Sebab, anak-anaklah yang paling merasakan bencana Sinabung yang sudah berbulan-bulan.”
Selain itu, kata Rama, anak-anak korban Sinabung seperti tersandera di tempat pengungsian. Mereka tidak bisa pulang dan tak bisa sekolah karena rumah dan sekolah mereka rusak atau belum berfungsi. BMH memandang trauma healing ini sebagai pendekatan efektif terhadap anak-anak korban bencana.
Selain di Sinabung, BMH juga memberikan bantuan ke lokasi bencana lain di Indonesia, seperti banjir di Jabodetabek, Jawa Tengah, dan banjir bandang di Sulawesi Utara.
Di Jakarta, BMH membuka tiga posko di daerah Pejaten, Penjaringan, dan Kampung Pulo. Selain memberikan bantuan logistik, BMH juga membangun mushala darurat.
Untuk korban banjir bandang Manado, BMH bersama dai Hidayatullah setempat bahu-membahu membersihkan lebih dari 10 masjid yang sempat rusak akibat digenangi air.
“Kita berikan bantuan perangkat masjid, seperti sajadah dan sound system agar aktivitas ibadah tetap berjalan,” ujar Rama.
Ormas Islam Al-Irsyad Islamiyyah juga memandang bantuan jangka panjang bagi korban bencana merupakan hal krusial.
“Seperti, bantuan Al-Irsyad tahun-tahun sebelumnya. Insya Allah, kita akan melakukan bedah rumah bagi sejumlah warga yang rumahnya mengalami kerusakan,” kata Sekjen Pimpinan Pusat (PP) Al-Irysyad Said Awod Sungkar.
Said menegaskan, program bedah rumah bagi korban bencana ini rutin dijalankan Al-Irsyad. Walaupun tidak semua korban bencana dibantu program bedah rumah, Al-Irsyad berupaya banyak meringankan korban bencana di sejumlah tempat di Tanah Air.
Dalam menjalankan bantuan bedah rumah, sambung Said, Al-Irsyad biasanya bekerja sama dengan Kementerian Sosial.
Di samping itu, kata Said, pihaknya tetap memberikan bantuan harian kepada setiap posko korban bencana. Bentuknya, antara lain, makanan siap santap, pakaian ganti, hingga obat-obatan dan dokter lapangan.
“Yang paling penting adalah tindakan cepat dari emergency release Al-Irsyad. Untuk Jakarta, ada tiga posko pusat bantuan Al-Irsyad, yaitu di Kampung Melayu, Kampung Pulo, dan Bidara Cina.”