REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengimbau agar bantuan atau sumbangan untuk pemulihan banjir yang disalurkan lewat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sebaiknya dalam bentuk barang.
"Kalau ada perusahaan-perusahaan swasta yang mau bantu, sebaiknya jangan berikan berupa uang, tetapi dalam bentuk barang saja karena langsung dapat digunakan," kata Basuki yang biasa disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (30/1).
Menurut Ahok, jika berupa uang, pihaknya masih harus merinci barang-barang yang akan dibeli dan membelanjakannya.
"Pada musim banjir seperti ini misalnya, banyak sekali swasta yang mau kasih bantuan. Tapi, kami imbau agar bantuannya langsung berbentuk barang saja, jangan berupa uang. Nanti, kami masih harus belanja dulu, malah repot," ujar Ahok
Dia menuturkan bahwa baru-baru ini Pemprov DKI mendapatkan tawaran bantuan dari Taiwan sebanyak 150 juta dolar Amerika Serikat (AS). Namun, dia menganjurkan kepada pihak pemberi bantuan agar bantuan itu diberikan dalam bentuk truk-truk sampah.
"Sekarang ini kita butuh banyak sekali truk sampah. Gunanya, agar proses pembersihan sampah akibat bencana banjir oleh Dinas Kebersihan DKI bisa dilakukan lebih cepat. Terlebih, mengingat jumlah sampahnya benar-benar banyak," tutur Ahok.
Dia mengungkapkan usulan tersebut disampaikan karena truk-truk sampah yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan DKI sudah terlalu tua, sehingga tidak bisa berfungsi secara maksimal.
"Truk-truk sampah kita usianya sudah 20 tahun, bahkan ada yang sampai 30 tahun. Truknya sudah karatan dan bolong-bolong. Sehingga sampah malah bocor keluar ketika berada dalam perjalanan menuju tempat pembuangan akhir," ungkap Ahok.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa usulan Pemprov DKI terkait pembelian 200 truk sampah ditolak oleh DPRD DKI untuk dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI 2014.
"Makanya, kita harapkan ada tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang mau memberikan bantuan berupa truk-truk sampah," tambah Ahok.