REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -— Kelangkaan premium terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Semarang mulai pagi hingga petang ini, Kamis (30/1).
Kelangkaan premium ini terjadi akibat keterlambatan distribusi pasokan ke sejumlah SPBU di ibu kota provinsi Jawa Tengah ini. Penyebabnya karena adanya pengalihan sementara suplai bahan bakar minyak (BBM) ke wilayah bencana banjir di pantura timur Jawa Tengah yang sebelumnya tersendat.
Salah seorang warga Karanrejo, Semarang, Budi Purwanto (39 tahun) mengaku, di SPBU Jalan Kaliwiru mengalami kelangkaan premium sejak pukul 11.00 WIB.
Demikian juga dengan SPBU di Jalan Dr Cipto mangunkusumo dan SPBU di kawasan Tembalang, Semarang. “Informasi dari petugas di SPBU Kaliwiru, pasokan premium hari ini memang mengalami keterlambatan,” ungkapnya.
Kelangkaan premium di beberapa SPBU ini juga diamini oleh Wenes Furkhon (37). Menurutnya, kekosongan premium juga terjadi di SPBU Jalan Sriwijaya, Semarang. Akibatnya ia harus mengisi kendaraan bermotornya dengan BBK jenis pertamax. “Pihak SPBU bahkan mengenakan ketentuan pembelian pertamax minimal satu liter,” tambahnya.
Pihak Pertamina Unit Pemasaran IV Jawa Tengah dan DIY mengakui kelangkaan premium di sejumlah SPBU di Kota Semarang ini.
Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation Region IV Jawa Tengah dan DIY, Roberth Marchelino Verieza Dumatubun mengatakan, untuk beberapa SPBU suplainya sedang diarahkan ke Jepara, Pati dan Kudus.
Karena pasokan BBM ke daerah yang terdampak bencana banjir tersebut sempat tersendat akibat lumpuhnya jalur distribusi.
“Hal ini dilakukan agar memenuhi stok BBM di daerah yang beberapa waktu lalu terdampak banjir tersebut,” ujarnya.
Terkait terjadinya kelaangkaan di sejumlah SPBU di Kota Semarang ini, tambahnya, pihak Pertamina akan mengupayakan distribusi siang ini.
Namun demikian, ia menegaskan hingga saat ini masih ada SPBU lain di wilayah Kota Semarang yang stok premiumnya masih cukup tersedia.“Demikian pula sejumlah SPBU retail Pertamina (COCO) yang siap menerima pengalihan konsumen dan masyarakat yang ingin membeli premium,” tambah Roberth.