REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Ratusan ekor ayam milik warga di Desa Glonggong, Candimulyo, dan Kradinan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, ditemukan mati mendadak. Diduga ratusan ayam itu mati akibat terserang virus flu burung.
"Saya kaget, saat dilihat tadi sudah banyak yang mati. Kira-kira ayam jenis Bangkok yang mati lebih dari 25 ekor," kata Jauhari, warga Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Rabu (29/1).
Menurutnya, puluhan ekor ayamnya yang mati tersebut memiliki ciri-ciri kepalanya berwarna biru. Padahal, sehari sebelumnya kondisi ayam peliharaannya itu relatif cukup sehat. Sementara itu, kondisi ayam lainnya yang masih hidup juga tak kalah memprihatinkan. Jengger ayam-ayam tersebut berwarna kebiruan, mata bengkak, serta dari paruhnya keluar lendir bercampur darah. Penyakit tersebut juga diketahui menyerang ayam-ayam lain milik tetangganya.
Jauhari mengaku rugi karena ayam jago jenis Bangkoknya tersebut bernilai jutaan rupiah. Meski demikian, dia tidak dapat berbuat banyak dan harus rela ayam-ayamnya tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar.
Pernyataan serupa disampaikan Sukemi warga Desa Kradinan. Sejak tiga hari terakhir, puluhan ekor ayam miliknya dan warga lain, mati mendadak setiap harinya.
Warga pun rama-ramai membakar bangkai ayam tersebut guna mencegah agar tidak menular ke ayam-ayam lainnya yang masih sehat.
"Kami juga sudah melapor ke dinas terkait agar segera ada tindakan dari serangan penyakit mirip flu burung tersebut," kata Sukemi.
Sementara, Mantri Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun Supeno mengatakan pihaknya belum dapat memastikan apakah ratusan ayam tersebut mati karena serangan virus flu burung. Hal itu karena masih menunggu hasil uji laboratorium. "Untuk memastikan penyebab kematian ayam, kami sudah mengambil sampel dan mengirimnya ke laboratorium. Hasilnya masih menunggu," kata Supeno.
Selain membakar bangkai ayam yang terserang, pihaknya juga meminta para peternak ayam, itik, dan burung di wilayahnya untuk membersihkan kandang hewan peliharaannya secara teratur. Petugas dinas terkait juga melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang ayam dan itik yang ada di sejumlah lokasi guna mencegah virus flu burung atau H5N1 di wilayah setempat.
Adapun jumlah populasi unggas sesuai dengan catatan Dinas Peternakan dan Perikanan setempat, ayam buras mencapai 1,5 juta ekor, ayam petelur 200 ribu ekor, ayam pedaging 400 ribu ekor, dan itik mencapai 70 ribuan ekor.