REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Pencarian korban tanah longsor di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melibatkan anjing pelacak yang diharapkan mempercepat proses penemuan tujuh korban musibah tersebut.
"Saya sudah minta bantuan, termasuk anjing pelacak agar mempercepat proses penemuan korban," kata Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko, di Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Jombang, Rabu (29/1).
Dalam upaya pencarian tujuh korban yang sampai sekarang tubuhnya belum ditemukan, ada sekitar enam ekor anjing pelacak yang diturunkan, yaitu milik Polda Jatim dan Polres Jombang. Selain itu, diterjunkan pula dua unit eskavator untuk penggalian. Ada sekitar 700 petugas keamanan yang ikut membantu mencari korban tanah longsor.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Gunadi, mengatakan proses evakusi memang memerlukan waktu lebih. Menurutnya, ketebalan tanah longsor sekitar empat meter.
Hal itu berbeda dengan upaya evakuasi tujuh warga sebelumnya, di mana rata-rata tubuh mereka tertutup lumpur sedalam satu meter. "Tanah cukup tebal sampai sekitar empat meter. Kami terus upayakan korban ditemukan," ucapnya.
Sementara itu, ratusan warga dari berbagai daerah memadati lokasi bencana untuk menyaksikan proses evakuasi korban tanah longsor. Bahkan, petugas sempat kewalahan karenanya.
Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang. Bencana itu terjadi setelah hujan deras pada Senin (27/1) malam. Tebing tinggi yang berada tepat di belakang rumah warga longsor, menimpa empat rumah warga. Saat itu, pemilik rumah sedang istirahat, sehingga mereka tertimpa tanah longsor.
Musibah tanah longsor itu mengubur 16 warga. Dua orang ditemukan selamat, tujuh orang ditemukan meninggal dunia, sementara sisanya masih belum ditemukan. Warga setempat juga sudah memakamkan tujuh warga yang ditemukan meninggal dunia di tempat pemakaman umum desa setempat. Mereka dimakamkan berdampingan.