REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai sudah saatnya Indonesia, khususnya Pulau Jawa, memiliki kereta api supercepat. Yaitu seperti yang dioperasikan di negara-negara maju semisal Jepang, Cina dan Prancis.
"Realisasi pengoperasian kereta api supercepat sudah sangat mendesak. Karena Pulau Jawa membutuhkan alat transportasi darat yang handal dan mengangkut dalam jumlah besar," kata di Jakarta, Rabu (29/1).
Menurut Dahlan, perlunya percepatan pengadaan kereta supercepat tersebut dapat mengatasi masalah kemacetan. Selain itu, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
"Tidak perlu secepat Shinkansen (kereta api cepat Jepang). Cukup 100 km per jam saja sudah sangat bagus. Pokoknya harus lebih cepat dari yang sekarang," ujarnya.
Saat ini, katanya, kecepatan tempuh kereta api Jakarta-Surabaya masih sekitar lima jam. Jika dengan kereta api supercepat bisa ditempuh dengan hanya sekitar dua jam.
Pemerintah saat ini sedang merencanakan pembangunan kereta supercepat Jakarta-Surabaya.
Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 60 triliun sampai Rp70 triliun yang bersumber dari dana hibah pemerintah Jepang.
Saat ini proyek tersebut sedang memasuki tahap penyelesaian studi kelayakan. Alternatif rute yang masih dalam pembahasan yaitu Jakarta-Cirebon-Semarang- Surabaya, Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang-Surabaya, dan rute Jakarta-Cikarang-Bandung-Cirebon-Semarang-Surabaya.
Menurut Dahlan, saat ini teknologi kereta supercepat hingga di atas 300 km per jam. Sehingga waktu tempuh antara Jakarta dan Surabaya hanya sekitar 2,5 jam.
"Tetapi Cina, saat ini menjadi negara dengan kereta api tercepat di dunia. Mereka terus melakukan inovasi, dan tidak lagi mengembangkan kereta api cepat jarak dekat, tapi sudah kereta jarak jauh ribuan kilometer," ujarnya.
Ia menggambarkan, kereta api rute Beijing-Shanghai dengan jarak sekitar tiga ribu kilometer bisa ditempuh dalam waktu sekitar 4-5 jam. Atau setara dengan Jakarta-Medan.