Rabu 29 Jan 2014 03:00 WIB

Dana Penanggulangan Bencana Daerah Masih Rendah

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Djibril Muhammad
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Antara
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai anggaran untuk penanggulangan bencana di daerah masih rendah. Padahal angka kerugian akibat bencana yang terjadi selama periode Januari tahun ini saja sudah mencapai triliunan rupiah.

"Alokasi anggaran untuk BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) juga masih sangat kecil dibandingkan dengan APBD," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan persnya, Selasa (28/1).

Ia mengatakan, rata-rata nasional alokasi BPBD hanya lebih kecil dari 0,1 persen dari APBD. Sutopo mencontohkan BPBD DKI Jakarta yang mendapat anggaran Rp 40 miliar pada 2014 dari APBD yang mencapai Rp 72 triliun.

Contoh lainnya, di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara (Sumut), yang mendapat anggaran Rp 400 juta dari APBD sebesar Rp 700 miliar. Menurut dia, alokasi anggaran yang masih minim ini dapat berpengaruh pada penanggulangan bencana.

Sementara, menurut dia, rata-rata kerugian dan kerusakan akibat bencana di Indonesia mencapai sekitar Rp 30 triliun. Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, selama periode Januari 2014 sudah terjadi 182 kejadian bencana hidrometeorologi.

Seperti bencana banjir, longsor, dan puting beliung. Akibat bencana tersebut, 137 orang meninggal dunia dan 1,1 juta jiwa harus mengungsi dari tempat tinggalnya. Bencana yang terjadi juga menyebabkan 1.234 rusak berat, 273 rumah rusak sedang, dan 2.586 rumah rusak ringan.

Bencana juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur lainnya. Salah satu provinsi yang terkena imbas bencana paling besar adalah Sulawesi Utara yang mengakibatkan kerugian dan kerusakan senilai Rp 1,87 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement