Selasa 28 Jan 2014 07:13 WIB

Kapendam Bantah Aparat Pukul Jemaat Gereja di Puncak Jaya

Pos Merah Putih di Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua.
Foto: Antara/Andhika Wahyu
Pos Merah Putih di Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Lismer Lumban Siantar membantah kabar yang menyebutkan aparat telah menganiaya warga Puncak Jaya.

"Tidak benar ada jemaat gereja yang dipaksa jalan jongkok keluar dari gereja," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (28/1).

Kapendam menjelaskan bahwa aparat gabungan TNI/Polri memang melakukan penangkapan terhadap anggota TPN-OPM atas nama Oki Talenggeng. "Kelompok TPN-OPM tersebut berlari kabur setelah melakukan penembakan terhadap aparat TNI/Polri, ada yang melarikan ke ketinggian dan untuk Oki Talenggeng, yang diperkirakan membawa senjata bersembunyi di dalam gereja," urai Kapendam.

Pihak keamanan kemudian mengepung gereja dan menunggu sampai kegiatan agama selesai.

Setelah kegiatan agama selesai, Waka Polres Puncak Jaya Kompol Yohanes Hadud memberikan pengarahan kepada jemaat bahwa ada orang bersenjata bersenjata masuk ke dalam gereja bersembunyi. "Setelah diadakan pemeriksaan ada satu orang yang dicurigai dan sembunyi di dalam gereja," tandasnya.

Setelah dilakukan penangkapan, aparat TNI-POLRI membawa anggota TPN OPM tersebut ke depan atau di hadapan masyarakat, kemudian menanyakan kepada penduduk kampung apakah kenal dengan orang yang ditangkap dan tidak ada satu orangpun yang kenal.

"Tawanan yang ditangkap tersebut ketahuan ketika akan mengganti baju yang basah dan tidak menggunakan pakaian yang sopan untuk beribadah," tegasnya.

Kapendam juga menambahkan bahwa, ikut dalam kegiatan penangkapan tersebut Kepala Kampung Dondobaga Lasarus Wanimbo dan Gembala Gereja Dondobaga.

Sebelumnya, aparat keamanan diduga melakukan kekerasan dan menganiaya sejumlah warga di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Seorang warga Puncak Jaya melalui pesan singkat yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, dirinya bersama dengan beberapa warga lainnya dipaksa keluar dari gereja, lalu merayap di tanah dan bahkan ada yang sempat dipukul.

"Hari Minggu (26/1) Jemaat Dondobaga masuk gereja untuk ibadah, semuanya dikasih keluar dari gereja, lalu semua jemaat dapat pukul dan disuruh merayap oleh anggota TNI," jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa ada dua warga masyarakat yang ikut ditangkap. Dimana akibat kejadian ini jemaat di Kulirik dan Dondobaga mengungsi ke wilayah Karubate.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement