REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kelaparan dan hiportemia menjadi musuh bagi para pendaki gunung. Dua musuh itu pula yang diduga menjadi penyebab dua mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (Stiesia) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), tewas setelah delapan hari menghilang.
Dua jenazah mahasiswa yang ditemukan meninggal dunia di kawasan Gunung Kembar II, Gunung Welirang, sudah dievakuasi di Cangar, Malang. Kedua jenazah akan divisum di rumah sakit di Batu, Malang, Jatim.
Humas Operasi SAR Gabungan, Arief Rachmat N mengatakan, kondisi kedua jenazah masih utuh dan tidak ada tanda-tanda diserang hewan buas. Arief mengatakan, ada tiga mahasiswa yang mendaki Gunung Kembar yaitu Alif Hazen Rahmansyah (24 tahun), Dian Meitami (18), dan Budi.
“Mereka bertiga adalah anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mahapala) Stiesia yang ingin berfoto-foto mengabadikan momen di Gunung Kembar II,” katanya saat ditemui di Stiesia, Senin.
Mereka bertiga kemudian berangkat Jumat (17/1) lalu dengan menggunakan dua sepeda motor dan mulai mendaki Gunung Kembar, Sabtu (18/1) pagi. Namun, dua pendaki yaitu Alif dan Dian kehilangan kontak dengan Budi. Arief menduga Alif dan Dian tewas akibat kelaparan dan suhu tubuh yang berada di bawah 35 derajat celcius (hipotermia).
Untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti, kedua jenazah akan divisum. Visum sekaligus berguna untuk mengetahui sudah berapa lama mereka meninggal dunia.
“Setelah hasil visum diketahui, kedua jenazah akan disemayamkan sementara di Stiesia. Diperkirakan mereka tiba Nanti malam pukul 19.00-20.00 WIB,” ujarnya.
Dijadwalkan, setelah jenazah tiba di Stiesia kemudian akan diadakan shalat jenazah, setelah itu ada prosesi pelepasan jenazah dari pihak rektorat Stiesia. Kemudian kedua jenazah di serahkan ke keluarga.
“Dalam kesempatan ini, keluarga besar Mahapala Stiesia menyampaikan belasungkawa yang setinggi-tingginya. Semoga almarhum dan almarhumah diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keimanan,” katanya.