REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar, Ade Edward, menyatakan lokasi pencarian empat korban tertimbun di dalam terowongan yang amblas di pertambangan batu bara milik PT Dasrat Sarana Arang Sejati di kawasan Perambahan Dusun Data Gulandi Desa Batu, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto terdeteksi adanya peningkatan gas metana.
"Terdeteksi adanya peningkatan gas metana saat Tim SAR melakukan pencarian korban tertimbun di dalam terowongan penambangan batubara," kata Ade Edwar, di Padang.
Menurut dia, peningkatan gas metana tersebut sangat membahayakan tim SAR. "Tim SAR harus memasukan udara segara dengan cara penambahan beberapa unit blower di lokasi kejadian,"ujar dia.
Empat korban yang tertimbun dalam terowongan penambangan batubara belum bisa dievakuasi. "Dimana lubang penggalian terowongan yang sempit sehingga menyulitkan Tim SAR untuk proses evakuasi korban," jelas Ade Edwar.
Kapolresta Sawahlunto, Moehammad Syafrial menyatakan, pencarian dihentikan sementara, sejak Jumat (25/1) sekitar pukul 14.00 WIB, oleh tim SAR gabungan, sebab kadar gas metan dilokasi ledakan tambang tersebut cukup tinggi, dan oksigen menjadi kurang, sehingga menyebabkan kesulitan untuk melakukan pencarian.
"Tim SAR gabungan sementara menghentikan pencarian, sambil menunggu datangnya alat tambahan untuk pompa udara atau blower," kata dia.
Dia menambahkan, jika pencarian dilanjutkan dengan kondisi gas metan yang tinggi, dapat berbahaya bagi para tim SAR yang melakukan penggalian, yang disebab karbon dioksida yang dihasilkan gas terbut.
"Jika dua alat pompa udara tersebut telah sampi dilokasi, pencarian akan kembali dilanjutkan, agar empat orang yang dilaporkan masih ada didalam tambang tersebut, bisa cepat ditemukan," tegasnya.