REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artha Graha Peduli (AGP) bersama Indofood kembali menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat luas dengan membuka posko-posko tanggap darurat korban bencana. Tak hanya menerjunkan relawan, kali ini dibarengi dengan gelaran Pasar Sembako Murah di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Kali ini lokasi yang dipilih adalah kawasan Pintu Air Kedoya yang merupakan wilayah binaan PT Danatel Pratama, salah satu unit usaha jaringan Artha Graha. Di wilayah perkampungan pemulung yang sampai saat ini wilayahnya masih terendam banjir ini tim Artha Graha Peduli membagikan lebih dari 1000 paket sembako secara gratis kepada korban banjir dan juga pelayanan pengobatan gratis kepada warga korban banjir dan para pemulung.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini merupakan bentuk konkrit dalam membantu meringankan beban ekonomi masyarakat khususnya bagi mereka yang kurang mampu, dan terlebih disaat adanya musibah kebencanaan yang sekarang terjadi di banyak wilayah Indonesia,” ujar Koordinator Lapangan Artha Graha Peduli dari PT Danatel Pratama, Irene M Fui Kian, Sabtu (25/1).
Khususnya kali ini, menyikapi situasi terkini yang dihadapi masyarakat, selain membuka posko-posko tanggap darurat bencana di banyak titik lokasi banjir dan letusan Gunung Sinabung maka AGP juga serentak menggelar Pasar Sembako Murah di seluruh Indonesia. Terdapat lebih dari 40 titik lokasi pasar murah bersubsidi yang dilaksanakan hari ini di seluruh Indonesia yaitu antara lain di Ancol, Belitung Timur, Kalimantan Barat, hingga Papua, tambah Irene pada saat pembagian paket sembako gratis.
Dalam penanganan banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya, banyak posko tanggap darurat yang telah digelar Artha Graha Peduli sejak awal diantaranya beberapa posko yang tersebar dikawasan Jakarta Utara, Timur dan Barat. Dalam pelaksanaan penanganan banjir Jakarta, AGP sejak awal bekerja sama dan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI.
"Kami hanya terpanggil. Kami anak Indonesia terpanggil untuk berbuat terhadap sesama di Indonesia. Kami tak punya tujuan politik. Saya bukan pejabat politik, dan tidak tertarik menjadi pejabat atau apapun," ujar Tomy Winata, pendiri AGP.