Sabtu 25 Jan 2014 15:10 WIB

Padi Pantura Tak Tahan Genangan Air

Rep: Meilani Fauziah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curah hujan tinggi masih menyisakan banjir di beberapa tempat. Kawasan produsen pangan pun tak bisa mengelak dari bajir.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Haryono mengatakan, kini tengah mengembangkan inovasi tahan genangan air. Namun padi jenis ini diperuntukkan untuk penanaman di daerah rawa, bukan lahan pertanian.

"Dan padi di pantura memang bukan padi yang tahan genangan air," katanya pada Workshop Nasional bertema Inisiatif kebijakan untuk Kejayaan Pertanian Indonesia, Sabtu (25/1).

Padi tahan genangan atau inpara dikatakan tidak diminati petani di Pantura. Varietas padi ini banyak dipakai petani di Kalimantan, dimana daerahnya banyak terdapat rawa. Produktivitas infara memang lebih rendah daripada padi yang biasa ditanama di lahan pertanian. 

Haryono melihat Pulau Jawa dan mayoritas Indonesia bagian selatan masih akan dihinggapi dampak anomali iklim. Daerah yang berpotensi besar untuk banjir yaitu Jawa Barat. Untuk itu perubahan cuaca tidak bisa hanya diatasi dengan rekayasa cuaca, misalnya dengan agroclimate.

Dia menilai, daerah hulu perlu segera dibenahi, salah satunya dengan penanaman kembali hutan yang gundul. Petani juga perlu mewaspadai serangan hama wereng yang meningkat di musim basah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement