Sabtu 25 Jan 2014 08:44 WIB

Kiai Sahal Benteng Khittah NU

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
KH Sahal Mahfudz saat sakit
Foto: www.kemenag.go.id
KH Sahal Mahfudz saat sakit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepeninggal Rais Aam PBNU, KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh, berbagai jasa besar almarhum terus disampaikan dari orang yang pernah berkiprah bersamanya selama ini. Salah satu Ketua PBNU, KH Slamet Effendy Yusuf.

Ia mengatakan almarhum Kiai Sahal merupakan benteng Khittah NU selama ini. Slamet menceritakan, pada 1984 Kiai Sahal merupakan salah seorang Kiai muda yang ikut dalam gerakan kembali ke khittah NU 1926.

Ketika itu, kata Slamet, gerakan tersebut berhasil menjadi keputusan Munas dan Muktamar NU. "Kiai Sahal Mahfudz terbukti konsisten menjaganya hingga beliau menduduki posisi tertinggi NU sebagai Rais Am Syuriah NU," ujar Slamet kepada ROL, Sabtu (25/1).

Menurutnya, Kiai Sahal tidak pernah tergoda membawa NU ke politik praktis, bahkan ketika banyak tokoh NU mendirikan partai politik sekalipun. "Beliau konsisten membawa NU dalam isu-isu politik negara dan kebangsaan," ucap Slamet.

Seperti tentang keadilan bagi rakyat kecil, tentang finalnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila, dan tentang peranan agama dalam kehidupan kebangsaan. Menurut Slamet hal yang sama itulah yang ia lakukan dalam memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dengan cara beliau memimpin, banyak kalangan di NU maupun MUI memiliki kejelasan arah di satu sisi, serta kebebasan dalam menjalankan missi NU dan MUI di sisi yang lain. "Kami merasa kehilangan pemimpin yang arief atas wafatnya KH Sahal Mahfudz," ujar Slamet mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement