REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Bencana tanah longsor di Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat, memutuskan jalur transportasi hasil bumi yang menghubungkan Desa Mengesta dengan Desa Wangaya Gede, Jumat.
"Jalur itu sama sekali tidak bisa dilewati kendaraan roda dua dan roda empat," kata I Wayan Nurata, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tabanan.
Material tanah longsor itu menutupi jalan desa sepanjang 35 meter dengan ketinggian mencapai 2 meter sehingga tidak dapat dilalui semua jenis kendaraan.
"Kami sudah mengerahkan petugas untuk membersihkan material longsor agar jalan di kedua desa itu bisa dilalui warga," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan, I Gusti Ngurah Anom Antara.
Sementara itu, senderan tebing yang ambruk akibat guyuran hujan deras pada Kamis (23/1) alam merusakkan Sekolah Dasar Negeri 1 Jatiluwih, Kecamatan Penebel.
Menurut keterangan I Wayan Semarjaya, warga Jatiluwih, senderan tersebut dibangun Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan dana Rp90 juta, termasuk pagar SD tersebut.
"Kebetulan sekolah itu dikelilingi tebing. Jadi kalau musim hujan seperti sekarang rawan longsor," ujarnya.
Longsor di desa itu juga mengakibatkan 45 hektare sawah milik anggota Subak Gunung Sari rusak tertutup material tanah.