REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setelah tertunda pada pekan lalu, 'Braga Culinary Night' kembali digelar Sabtu (25/1) pekan ini.
Beberapa perbaikan dilakukan dari hasil evaluasi saat pelaksanaan yang pertama. Di antaranya protes masyarakat sekitar terkait banyaknya sampah yang menumpuk pada pagi harinya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Herlan Joerliawan mengatakan masalah sampah sudah menjadi perhatian pihaknya dalam gelaran ini.
Disbudpar, kata Herlan, sebagai pelaksana sudah bekerjasama dengan PD Kebersihan untuk menyelesaikan masalah sampah yang sempat diprotes warga Braga.
"Nanti di masing-masing tenan harus disediakan tempat sampah dan dikumpulkan ke tempat sampah yang telah disediakan PD Kebersihan," katanya kepada Republika, Jumat (24/1).
Herlan juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Bandung untuk mengenakan iket saat datang ke acara yang digelar di Jalan Braga Panjang itu. "Untuk meningkatkan silaturrahim warga sunda saja dan supaya terlihat seragam," ujarnya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan 'Bandung Culinary Night' merupakan prototype dari 'Car Free Night'. Di mana jalanan disterilkan dari kendaraan bermotor dan diganti dengan tema kuliner. Gelaran ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan indeks kebahagiaan warga Bandung.
"Biar warga Bandung senang dan bisa meningkatkan indeks kebahagiaan," katanya di Balai Kota Jalan Wastukencana.
Pria yang akrab disapa Emil itu memaparkan membludaknya pengunjung dalam gelaran pertama yang dilakukan dua pekan lalu juga menjadi evaluasi. Untuk itu, lanjut Emil, setelah tiga sampai empat kali 'Bandung Culinary Night' dilaksanakan, acara serupa akan disebar di seluruh kecamatan di Kota Bandung.
Dikatakan Emil, saat ini sedang disiapkan di kecamatan untuk mencari jalan-jalan yang bisa ditutup. Koordinasi dengan setiap Kapolsek akan dilakukan.
"Supaya kebahagiaan masyarakat ini menyebar. Kemarin itu terlalu heboh. Karena target kita sepertiga dari yang datang kemarin. Maka karena terlalu banyak yang datang jadinya kurang nyaman," ujarnya.
Emil melanjutkan, sistem pembatasan pengunjung yang datang itu dilakukan dengan menggelar acara serupa yang tersebar di seluruh wilayah. "Sehingga warga Ujung Berung nggak usah ke Braga," katanya.
Suami Atalia Praratya itu juga mengimbau warga yang akan datang ke 'Braga Culinary Night' untuk memarkir kendaraannya terlebih dahulu. Tempat parkir yang disediakan yakni di seluruh Balai Kota, gedung parkir Bank Jabar, gedung parkir alun-alun di basement, eks palaguna yang lahan kosong dan di gedung eks matahari.
"Jadi harusnya kalau masyarakat tahu lima lokasi parkir maka nanti ke BCN jangan kaya kemarin. Ke Braga dulu baru nyari parkir jadinya macet," katanya menegaskan.
Sementara itu salah satu warga yang datang ke 'Braga Culinary Night' dua pekan lalu, Wandrik mengeluhkan penuh sesaknya pengunjung.
Ia juga mengusulkan untuk menambah tempat duduk dan pedagang kaki lima (PKL) agar pengunjung tidak mondar-mandir. "Biar pengunjung duduk dan menikmati makanannya," katanya.