REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengistruksikan agar pihak terkait seperti TAGANA, relawan Dinas Sosial, BPBD Sulsel dan tim SAR maupun pihak TNI dan Polri siaga bencana 1x24 jam menyusul kondisi cuaca di Sulsel masuk pada posisi ekstrem.
"Semua tim harus siaga bencana 1x24 jam melihat kondisi cuaca akhir-akhir ini semakin ekstrem dan selalu standby bila sewaktu-waktu dibutuhkan," kata Syahrul saat mengunjungi kesiapan tim siaga bencana di Pusat Pengendali Operasional Kantor Dinas Sosial Provinsi Sulsel, Makassar, Jumat.
Menurut dia, selain tim yang sudah ada, tim Satuan Koordinator Pelaksana atau Satkorlak di tingkat Kecamatan dan Kabupaten Kota harus terus berkoordinasi untuk memberikan informasi perkembangan situasi kekinian mengenai status kondisi daerahnya masing-masing.
"Tim TAGANA ada dua ribu orang lebih harus diberdayakan. Selain itu, eluruh staf personil sosial harus diperbantukan penuh. Pusat pengendali operasional dikoordinir Dinas Sosial ini mesti terus berkoordinasi dengan tim SAR, maupun tim dari TNI/Polri apabila terjadi hal-hal mendadak," ujarnya.
Selain siaga bencana 1x24 jam, lanjut Syahrul, distribusikan logistik harus segera di salurkan di daerah yang terkena bencana di Sulsel, ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila terjadi bencana sewaktu-waktu yang tidak diharapkan.
"Distribusi logistik jangan nanti di drop pada saat bencana, tapi mesti dari sekarang apabila sudah ada informasi awal. Standar logistik yang sudah ada di kabupaten kota harus siap, begitu ada bencana penanganan langsung dilakukan," tegasnya.
Pihak Pemerintah Provinsi Sulsel kata dia, fokus menangani daerah yang rawan akan bencana, seperti banjir dan puting beliung. Di samping itu kesiapan di daerah lain yang cenderung terjadinya bencana akibat cuaca ekstrem yang terjadi harus segera diinformasikan untuk dilakukan koordinasi penanganan.
''Kan sudah ada Protap (Prosedur tetap)untuk penanganan bencana sesuai eskalasi yang ada. Di tingkat kelurahan, desa dan kecamatan ada Satlak yang sudah bergerak efektif. Sedang di tingkat Kabupaten ada Satkorlak dimana bupati bertanggung jawab penuh dan bila eskalasi bersifat regional itu baru ditangani Gubernur," jelasnya.
Mantan Bupati Gowa dan Camat ini menyebutkan, logistik yang telah disiapkan untuk menanggulangi bencana apabila terjadi seperti, tenda, dapur umum beserta logistiknya, perahu karet, dan tim evakuasi yang setiap saat akan bekerja menangani bencana.
"Bila nanti terjadi apa-apa di lapangan, kan ada beras, makanan siap saji, lauk pauk, minyak goreng, dan lain sebagainya. Kita pun akan memberikan bantuan selimut, baju kaos, daster apabila itu dibutuhkan," paparnya.
Gubernur Sulsel dua periode ini berharap, semua pihak termasuk pejabat mulai dari bupati hingga kepala desa dan kelurahan agar konsentrasi penuh dalam menyelamatkan jiwa dan barang korban bencana apabila itu terjadi. Selanjutnya menyiapkan tempat evakuasi bencana dan tenda darurat bila itu diperlukan.
"Saya meminta kepada masyarakat yang mempunyai harta lebih, pengusaha dan lainnya agar ikut terlibat menyisihkan hartanya untuk menyumbang bagi para korban bencana serta kebutuhan para relawan yang bertugas di daerah bencana," harapnya.
Kepala Dinas Sosial Sulsel Suwandi Mahendra pada kesempatan itu menyebutkan, pihaknya telah siap dalam menghadapi dan menanggulangi bencana kapan pun dan dimana pun apabila hal itu terjadi. Namun pihaknya tidak berharap adanya bencana terjadi di Sulsel.
"Kami Fokus untuk logistik dan shelternya. Logistik kita siap walaupun belum terjadi bencana dan sudah ada tanda-tanda maka kita salurkan ke semua daerah. Kalau kurang, maka ditambah lagi. Kalaupun nantinya masih tetap kurang dan dibutuhkan penanganan provinsi, maka langsung kami turun," katanya.