REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta berencana memusatkan korban banjir di tiga titik pengungsian. Hal itu dilakukan untuk memudahkan proses pendistribusian bantuan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, posko pengungsian akan dipusatkan di Halim dengan kapasitas 1.200 orang, Bumi Perkemahan Cibubur 10 ribu orang, dan Perkemahan Ragunan lima ribu orang. Pemindahan pengungsi ke tiga titik akan dilakukan apabila banjir mulai naik lagi.
"Kita lihat saja nanti. Tiga hari ke depan kan kemungkinan akan kering. Kalau air naik lagi tidak ada alasan, kita segera tawarkan itu," ujar mantan bupati Belitung Timur tersebut.
Ahok menjelaskan, pemusatan lokasi pengungsian itu bertujuan untuk mencegah adanya bantuan yang tidak tepat sasaran. Misalnya di Kampung Pulo. Setiap pagi, TNI menyiapkan seribu bungkus nasi untuk sarapan. Namun, saat siang jumlah pengungsinya berkurang. Kemudian pada malam hari bertambah lagi.
"Berarti ini apa? Orang pergi kerja kan. Ada yang numpang makan gratis," jelas mantan anggota DPR tersebut.
Karenanya, kata Ahok, pemprov berinisiatif memusatkan lokasi pengungsian agar distribusi bantuan benar-benar diterima oleh warga yang menjadi korban banjir. Selain itu pemusatan lokasi pengungsian juga dapat menghemat tenaga relawan.
"Jadi kalau ada yang mau kasih bantuan langsung datang ke tiga tempat itu. Misal, kamu bawa bantuan buat hari Jumat, kamu besok. Jadi semuanya terorganisir," kata Ahok.