REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Warga Dusun Karangtengah, Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman mengaku resah dan merasa diteror dengan adanya rencana penelitian tim peneliti dari Fakultas Kedokteran UGM bekerjasama dengan Universitas Monash Australia.
Hal itu lantaran tim peneliti Eliminate Dengue Project (EDP) tersebut akan melepaskan nyamuk Aedes Aegypti dengan Wolbachia di lingkungan warga Karangtengah.
Warga Karangtengah Ahmad Ma'ruf mengatakan, ada surat edaran dari tim peneliti yang menyatakan pelepasan nyamuk dilakukan mulai 22 Januari hingga beberapa pekan ke depan.
"Masyarakat menjadi resah dan terteror karena di kampung ini ada warga yang menyetujui pelepasan dan tidak sedikit warga yang menolak pelepasan," ujarnya dalam keterangan kepada RoL, Rabu (22/1).
Warga setempat telah bermusyawarah dua kali dengan menghadirkan tokoh masyarakat setempat. Dalam keputusan musyawarah, warga meminta pelepasan nyamuk di lingkungan warga RW 10 dan RW 11 Karangtengah ditunda.
Hal itu lantaran belum ada kesepakatan tertulis antara warga dengan EDP tentang dampak pelepasan nyamuk. "Warga minta jaminan tertulis tentang penanggulangan oleh pihak EDP atas semua risiko apabila terjadi dampak negatif," ungkapnya.
Pelepasan tersebut juga dinilai tidak disertai sosialisasi ke semua warga. Menurut Ahmad, warga sudah meminta sosialisasi yang menghadirkan semua warga dalam forum terbuka. Namun, permintaan tersebut belum dipenuhi EDP.
Ahmad yang hadir dalam musyawarah mengatakan banyak warga yang telanjur menyetujui pelepasan nyamuk berubah pikiran. Warga yang menyetujui tersebut menandatangani pernyataan karena merasa risih didatangi tim EDP berkali-kali.
"Ada yang khawatir adanya pertambahan nyamuk yang dilepas sehingga nyamuk semakin banyak, yang menimbulkan rasa tidak nyaman" ujarnya.
Dalam penelitian tersebut, warga juga menolak untuk dijadikan kelinci percobaan UGM. Hal itu karena warga menilai penelitian tersebut masih awal dan belum teruji. "Warga tidak mau jadi kelinci percobaan yang memiliki risiko," ujarnya.