Rabu 22 Jan 2014 11:32 WIB

Penjagaan Gereja Tempat Bermalam SBY Diperketat

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Mansyur Faqih
Sejumlah siswa SD Negeri 040482 mengikuti upacara bendera pada hari pertama masuk sekolah, ketika terjadi erupsi Gunung Sinabung, di Desa Gajah, Karo, Sumut, Senin (6/1).   (Antara/Irsan Mulyadi)
Sejumlah siswa SD Negeri 040482 mengikuti upacara bendera pada hari pertama masuk sekolah, ketika terjadi erupsi Gunung Sinabung, di Desa Gajah, Karo, Sumut, Senin (6/1). (Antara/Irsan Mulyadi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengunjungi pos pengungsian bencana Gunung Sinabung di Kabanjahe, Sumut, Kamis (22/1).

SBY juga rencananya akan bermalam di sebuah tenda khusus di salah satu pos pengungsian. Yaitu di Gereja Paroki Kabanjahe yang terletak di Jalan Irian, Kota Kabanjahe.

Berdasarkan pantauan Republika, kompleks gereja ini sudah disterilkan sejak Rabu (22/1) pagi. Penjagaan ketat mulai terlihat saat memasuki Jalan Irian yang terlihat sejumlah anggota kepolisian dan TNI di sisi jalan.

Penjagaan semakin ketat di depan pintu gerbang masuk gereja katolik itu. Belasan anggota TNI dan polisi terlihat berjaga-jaga. Setiap orang yang masuk pun ditanya keperluan dengan identitas yang jelas. Sejumlah wartawan yang telah berada di dalam kompleks gereja pun diminta untuk keluar karena akan disterilkan.

Tak lama, barisan polisi juga diturunkan dari truk polisi untuk menjaga keamanan di depan kompleks gereja. Kendaraan barakuda tim Gegana Polri juga diturunkan dan ditempatkan di depan kompleks Gereja.

Siswa yang mengenyam pendidikan sekolah keuskupan di dalam kompleks gereja yaitu Runggun Katolik (RK) juga terlihat keluar dari kompleks gereja. "Sekolah dipulangkan cepat," kata salah seorang siswa SMP RK, Ringgo, saat keluar dari kompleks gereja.

Tenda VIP khusus untuk SBY telah berdiri di halaman kompleks Gereja Paroki yang berada di tengah-tengah kompleks. Sekitar enam buah tenda telah didirikan untuk bermalam SBY.

Sedangkan para pengungsi di gereja ini ditempatkan di salah satu gedung sekolah yang masih berada dalam satu komplek gereja. Dalam pos pengungsian di gereja ini menampung sebanyak 1.095 orang dari tujuh desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement