REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi gagal panen atau puso meluas. Beberapa kecamatan yang dahulu bebas banjir kini dilaporkan ikut tergenang.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir memperkirakan kerusakan lahan pertanian akibat banjir naik sekitar 10 persen. Lahan pertanian yang dilaporkan parah kondisinya antara lain Bekasi, Cawang, Subang, Indramayu, Kudus, Pati dan Demak. KNTA kini masih dalam proses pengumpulan informasi terkait luas lahan yang terkena imbas banjir.
Di Indramayu, kerusakan lahan pertama kali terjadi di Kecamatan Krangkeng dan Kecamatan Patrol. Lalu lahan pertanian sepanjang jalan Pantura juga rusak parah akibat air laut pasang. "Sekitar 35 ribu hektare (ha), atau sepertiga luas lahan pertanian di Indramayu tergenang air," katanya ketika dihubungi ROL, Rabu (22/1).
Selain banjir, lahan pertanian rusak akibat hama wereng dan tikus. Akibatnya produksi dan kualitas padi menurun.
Dari sisi harga, Gabah Kering Panen (GKP) mengalami penurunan. Semula harganya Rp 3.300 per kilogram (kg), kini merosot hingga Rp 2.500 kg. Sebaliknya, harga beras naik sedikit dari Rp 6.600 per kg, sekarang menjadi Rp 7.500 per kg. "Daerah yang sudah panen itu Selatan, di daerah Utara tidak ada panen sama sekali," katanya.