REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Mantan Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto mengatakan Ganjar Pranowo sebagai gubernur harus menjaga soliditas dengan jajaran bupati dan wali kota dalam menjalankan program.
"Siapa yang bilang kalau bupati dan wali kota itu tidak 'nurut' (patuh) sama gubernur. Mereka itu patuh kok dengan gubernur, asal tidak 'diseneni' (dimarahi, red.)," katanya di Semarang, Selasa (21/1). Hal itu diungkapkannya saat pertemuan Paguyuban Adiyuswa Semarang yang digelar untuk mengumpulkan masukan dari para tokoh sepuh terhadap kepemimpinan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Paguyuban Adiyuswa merupakan perkumpulan tokoh-tokoh di Semarang yang sudah berusia lanjut di atas 60 tahun, dengan anggota dari berbagai latar belakang, seperti akademisi, pengusaha, dan TNI. Beberapa tokoh tercatat sebagai anggota, antara lain Ketua Majelis Ulama Indonesia Jateng KH Ahmad Darodji, mantan Ketua PGRI Jateng Sudharto, dan diketuai mantan Rektor Undip, Prof Eko Budihardjo.
Mantan Menteri Dalam Negeri itu mengingatkan Gubernur Jateng harus menjalin komunikasi yang baik dengan jajaran bupati dan wali kota sehingga tercipta iklim kesejukan dan kerja sama yang positif. "Kalau mau program provinsi jalan bagaimana? Ya, 'kasih' anggaran ke bupati atau wali kota. Ini ada anggaran sekian, tolong dijalankan (program). Beri kepercayaan kepada mereka," katanya.
Ia mencontohkan program yang pernah direncanakannya semasa menjabat sebagai Gubernur Jateng yang belum juga terealisasi hingga sekarang, yakni pembangunan jalan lingkar Selatan (JLS) Jateng. "Jika satu kabupaten bisa membangun 20 kilometer setiap tahun, bayangkan dalam lima tahun ke depan. Beri anggaran kepada bupati, bilang 'Kalau jalan programnya maka kamu (bupati) saya percaya'," katanya.
Mardiyanto mengatakan, setidaknya ada dua kunci dalam memimpin Jateng yang dilakukannya semasa menjabat, yakni mampu menciptakan atmosfer kesejukan dan mampu memberdayakan sistem secara benar. "Iklim sejuk ini perlu dibangun. Meski berasal dari kalangan partai politik, gubernur tidak boleh melihat 'merah-kuningnya' (parpol). Sebab, semuanya sekarang bekerja untuk rakyat Jateng," katanya.