Senin 20 Jan 2014 19:01 WIB

Indonesia Dinilai Membutuhkan Pemimpin Visi Besar

Isran Noor
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Isran Noor

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Isran Noor mengemukakan bahwa bangsa Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang memiliki visi besar dengan didukung keberanian dan kemandirian yang tinggi.

"Indonesia akan mengalami kemajuan yang luar biasa jika kita mampu menjaga kemandirian dan independensi yang tinggi dengan kekuatan pertahanan yang kokoh," kata Isran Noor saat menyampaikan orasi ilmiah pada acara wisuda Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Senin.

Dalam orasi ilmiah berjudul "Membangun Indonesia Menuju Negara Maritim Berkelas Dunia", Isran Noor mengatakan dengan bersandar pada kepercayaan diri, independensi, kemandirian, dan tidak takut terhadap kekuatan hegemonik, maka Indonesia akan memperoleh kejayaan dengan memiliki sains dan teknologi modern di bidang militer.

"Ketika pemimpin memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dengan menjaga integritas dan kemandirian serta tidak tunduk pada dominasi kekuatan hegemonik, pemimpin itu akan mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat," tegas Bupati Kutai Timur, Kaltim, tersebut.

Menurut Isran, dukungan rakyat itu adalah fenomena wajar, karena kerangka berpikir dan kesadaran mereka memang menyukai pemimpin yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan mampu menjaga integritasnya.

Terlebih lagi, jika pemimpin tersebut berusaha menjaga independensi dari rongrongan kekuatan hegemonik.

"Sebaliknya, pada umumnya rakyat juga tidak menyukai pemimpin-pemimpin yang lembek dan lemah, apalagi jika mereka diketahui tunduk pada kekuatan asing," tambahnya.

Oleh karena itu, lanjut Isran Noor, yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah kepemimpinan yang memiliki visi besar dengan keberanian dan kemandirian yang tinggi.

Pada bagian lain, ia menambahkan dengan potensi besar kawasan Asia Pasifik pada masa mendatang sebagai pusat perdagangan dunia dan lalu lintas dagang serta tantangan yang berat, tidak mungkin membiarkan Indonesia tetap menjadi negara agraris.

"Kita tentu tidak rela jika pemimpin-pemimpin yang ada sekarang ini sekadar 'wait and see' dengan mentalitas agraris yang sederhana dan statis, karena hal itu membuat negara kita semakin tertinggal jauh dari bangsa-bangsa lain di dunia," katanya.

Isran Noor menegaskan bahwa Indonesia harus berubah menjadi negara baru, yakni negara maritim yang disegani di seluruh dunia.

"Di sini memang harus hadir pemimpin-pemimpin baru dengan visi maritim kuat, yang diharapkan mampu mengemban amanah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim berkelas dunia," katanya menegaskan.

Sementara itu, wisuda STTAL diikuti sebanyak 92 orang lulusan, terdiri dari 57 orang dari program sarjana angkatan ke-32 dan 35 orang program diploma tiga angkatan ke-6.

Sejak didirikan pada 15 Maret 1996 hingga 2014 ini, STTAL telah meluluskan sebanyak 1.348 orang siswa, terdiri dari 1.065 personel TNI AL, 149 orang TNI AU, 116 orang TNI AD, dan 18 orang anggota Polri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement