REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sejumlah pedagang bakso di wilayah Kota Palembang mengeluhkan kenaikan harga jual daging sapi di pasaran, karena komoditas tersebut merupakan bahan baku utama menu bakso.
Menurut Dagang, pedagang bakso keliling di kawasan Kelurahan 7 Ulu Palembang, Senin bahwa sejak Selasa (14/1) stok daging sapi di tingkat pedagang pengecer pada sejumlah pasar tradisional setempat kosong, dan kalaupun ada harga jual tinggi mencapai di atas Rp 100 ribu per kg dari normal kisaran Rp 80 ribu per kg.
Daging sapi di pasaran di samping harga jual tinggi, juga sulit didapat karena sebagian besar pedagang tidak tersedia stok untuk dijual ke pelanggan, katanya.
"Jadi kalau tidak berani membeli dengan harga tinggi, otomatis tidak bisa berjualan bakso dan satu-satunya jalan keluar adalah dengan menaikkan harga jual bakso ke pelanggan," katanya.
Menurut dia, jika kondisi harga daging sapi normal kisaran Rp80 ribu hingga Rp 85 ribu per kg, harga jual bakso daging Rp 10.000 per mangkok, sekarang terpaksa dinaikkan menjadi Rp 15 ribu per mangkok.
Memang diakuinya, sejak harga tinggi beberapa hari terakhir omzet penjualan bakso menurun, bahkan jumlah pembeli berkurang dibandingkan sebelumnya.
Ia berharap, pemerintah setempat segera mengatasi persoalan kelangkaan daging sapi di pasaran, sehingga harga jual kembali normal.
Sementara, pantauan Antara sejak Selasa (14/1) hampir seluruh pedagang daging sapi di pasar tradisional Kota Palembang, serentak tidak berjualan, karena tidak ada pasokan dari rumah potong hewan (RPH) setempat. Pada sejumlah pasar tradisional seperti Pasar 10 Ulu, Pasar Cinde, dan pasar induk nyaris tidak ada penjual daging sapi potong.