REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pembersihan sampah akibat bencana banjir yang terjadi di delapan kecamatan di Manado, terkendala oleh peralatan. "Kesulitan yang dihadapi adalah keterbatasan peralatan," kata Penanggungjawab Posko bencana Manado Vicky Lumentut di Manado, Ahad (19/1).
Ia mengakui, peralatan yang digunakan untuk membantu membersihkan lokasi yang kena terjangan banjir tersebut, semuanya adalah milik Pemkot Manado dan serba terbatas, tetapi diupayakan dilakukan dengan maksimal. Menurut Vicky, untuk mengatasi kendala alat tersebut pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak sehingga bisa membersihkan sampah-sampah dan lumpur.
"Kami juga menggunakan mobil pemadam kebakaran untuk menyemprotkan air jalanan, agar lumpur bisa segera bersih dan akses lebih mudah," katanya.
Vicky menambahkan, demi membantu masyarakat ia bersama wakil wali kota yang memimpin langsung pembersihan di sejumlah lokasi sehingga bisa segera membantu mengatasi dampak bencana tersebut. Vicky mengatakan, di hari keempat paska bencana banjir dan tanah longsor di Manado, ia memimpin pembersihan di kelurahan Istiqlal, dan Wakil Wali Kota memimpin di wilayah Tikala Kumaraka.
Pembersihan tersebut menggunakan peralatan seadanya, seperti sekop dibantu oleh kendaraan pemadam kebakaran dan dibantu juga oleh jajaran pemerintah Manado mulai dari pejabat eselon II hingga para satuan polisi pamong praja. Selain itu, truk pengangkut sampah juga langsung ikut ke lokasi, sehingga sampah-sampah bisa langsung diangkut ke TPA, sehingga pembersihan menjadi lebih bagus.
Bencana banjir dan tanag longsor di Sulawesi Utara menyebabkan kerugian materil sekitar Rp1,8 triliun dan menewaskan sekitar 19 orang. Sedangkan di Manado, korban tewas mencapai enam orang dan membuat 86 ribu orang lainnya menjadi korban dan harus mengungsi dan 10 ribu rumah rusak.