Ahad 19 Jan 2014 14:08 WIB

50 Ribu Warga DKI Gelar Kerja Bakti Serempak di 470 RW

  Petugas kebersihan mengangkut sampah-sampah yang menumpuk di kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan, Selasa (14/1). (Republika/Prayogi)
Petugas kebersihan mengangkut sampah-sampah yang menumpuk di kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan, Selasa (14/1). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah sampah seakan menjadi perkara klasik dan laten di Ibu Kota Jakarta. Selama berpuluh-puluh tahun masalah sampah belum dapat dituntaskan secara optimal.

Akibatnya, sampah bisa mengakibatkan penyakit, polusi, serta memicu terjadinya bencana banjir di Jakarta. Guna menyelesaikan masalah sampah, sebanyak 50 ribu warga DKI menggelar kerja bakti serempak di 470 RW, pada Ahad (19/1).

Kerja bakti serempak itu diprakarsai oleh calon legislatif (caleg) DPR RI Partai Gerindra  dari daerah pemilihan Jakarta III, Aryo PS Djojohadikusumo. Aksi peduli lingkungan itu dihelat untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari musibah banjir di Jakarta.

“Berkaca pada pengalaman tahun lalu saja, saat musim penghujan mencapai klimaksnya pada 19-26 Januari 2013, volume sampah yang diakibatkan bencana banjir di Jakarta kala itu mencapai 8.609 ton. Meski Pemprov DKI Jakarta telah mengerahkan seluruh perangkatnya, namun butuh beberapa hari untuk membersihkan sampah pascabanjir," ujar Aryo.

Menurut dia, bila tumpukan sampah dibiarkan terlalu lama, dampaknya akan lebih sulit dikendalikan. Tersumbatnya saluran udara, polusi udara, munculnya penyakit atau virus dan terganggunya aktivitas masyarakat.

Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra ini menuturkan kerja bakti serentak mengusung tema ‘Gerakan Sapu Bersih.’ Kegiatan kerja bakti ini digelar serentak di 470 RW dari 500 yang direncanakan.

“Di beberapa RW tidak bisa dilaksanakan, karena genangan banjir yang masih terlalu tinggi. Tiap RW sekitar 100 orang yang terlibat dalam kegiatan ini, bersama dengan aparatur pemerintah dan tokoh masyarakat setempat,” kata Aryo.

“Kami memulainya di lingkungan terkecil, agar seluruh komponen warga bisa ikut terlibat bersama,” sambungnya.

Melalui ‘Gerakan Sapu Bersih’, Aryo berharap warga Jakarta  bisa membangun kebersamaan sekaligus kepedulian terhadap lingkungannya.

“Dengan musibah banjir ini mudah-mudahan kita bisa bangun kebersamaan dan kepedulian kepada sesama, terutama bagi korban banjir sekaligus mengantisipasi dampak dari banjir,” tutur Aryo.

Penggerak Yayasan A Djojohadikusumo ini juga memberikan bantuan sosial kepada masyarakat korban banjir berupa roti, mie instan, air mineral dan susu, vitamin untuk anak-anak balita serta mendirikan posko di beberapa titik banjir.

Aryo berharap, kampanye ‘Gerakan Sapu Bersih’  ini dapat menggugah kesadaran warga dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement