Sabtu 18 Jan 2014 18:00 WIB

Kemampuan DAS Ciliwung Menyerap Air Menyusut

Rep: Meilani Fauziah/ Red: Maman Sudiaman
 Seorang warga berfoto dengan anaknya di tengah banjir Jalan Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (17/1).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Seorang warga berfoto dengan anaknya di tengah banjir Jalan Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (17/1). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan menilai, dampak banjir tahun ini semakin parah. Upaya konservasi tanah diperlukan sebagai salah satu upaya pencegahan banjir. Apalagi saat ini kemampuan daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung menyerap air kian menyusut setiap tahunnya.

Banjir juga relatif bisa dikendalikan jika upaya percepatan rehabilitasi DAS Ciliwung. Dampak banjir semakin meluas menurutnya akibat pemanfaatan DAS yang tidak tepat fungsi. DAS di Jakarta misalnya, kini sudah dipenuhi permukiman penduduk. "Banjir di Jakarta bisa dikendalikan kalau DAS Ciliwung direhabilitasi," katanya, Sabtu (18/1).

Warga Jakarta juga bisa membantu mengurangi dampak banjir dengan mendukung pengelolaan daerah hulu. Misalnya dengan membangun sumur resapan. Idealnya terdapat satu sumur resapan di setiap lahan 500 meter persegi.

Luas DAS Ciliwung kini sudah semakin sempit. Luas DAS yang sebelumnya mencapai 38 ribu hektare (ha) kini merosot hampir 50 persen. Di bagian hulu, luas hutannya hanya tinggal 9,5 persen. Padahal idealnya luas hutan mencapai 30 persen. Alhasil, kemampuan DAS Ciliwung pun merosot 50 persen dalam waktu 15 tahun.

DAS Ciliwung dan subdas di Jakarta berpotensi menahan 3 miliar meter kubik air per tahun. Namun kini Jakarta dikepung sekitar 1,3 m3 air per tahun akibat kemampuan DAS menyerap air menyusut setengahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement