Sabtu 18 Jan 2014 11:22 WIB

'Tanggul Raksasa Bukan Solusi Banjir'

 Banjir masih menggenangi kawasan pemukiman di Kampung Pulo, Jakarta timur, Rabu (15/1).    (Republika/Prayogi)
Banjir masih menggenangi kawasan pemukiman di Kampung Pulo, Jakarta timur, Rabu (15/1). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyatakan proyek tanggul raksasa di kawasan pesisir wilayah DKI Jakarta bukan solusi yang tepat menanggulangi banjir di ibu kota.

"Tanggul raksasa bukan solusi, melainkan persoalan baru. Khususnya bagi masyarakat pesisir di Teluk Jakarta," kata Sekjen Kiara Abdul Halim di Jakarta, Sabtu (18/1).

Menurut dia, tanggul raksasa akan membuat masyarakat pesisir seperti nelayan tradisional menjadi tergusur. Serta bakal mematikan perekonomian warga di daerah tersebut khususnya di sektor perikanan.

Ia berpendapat, persoalan banjir Jakarta lebih disebabkan oleh alokasi ruang yang tidak pada tempatnya. "Contohnya, DAS (daerah aliran sungai) semakin tergusur oleh pemukiman," katanya.

Semestinya, kata dia, hal yang dirujuk adalah penurunan muka tanah akibat penyedotan air secara serampangan.

Dengan demikian, solusi yang seharusnya lebih diperhatikan adalah penegakan hukum dan merelokasi pemukiman yang tidak sesuai peruntukkannya.

"Terlebih lagi saat ini marak reklamasi pantai di daerah pantai Utara Jakarta," ucapnya.

Koordinator Divisi Pendidikan dan Penguatan Jaringan Kiara Selamet Daroyni mengungkapkan, upaya reklamasi hanya modus melindungi properti perumahan, pergudangan swasta, dan kawasan elite.

Reklamasi juga berpotensi mengakibatkan terjadinya kegiatan penggusuran, kerusakan ekosistem pesisir dan laut. Serta dinilai dapat menghilangkan akses nelayan melaut.

Reklamasi juga berimplikasi negatif karena dapat mengubah bentang alam dan aliran air. Serta menurunkan daya dukung lingkungan hidup yang ditandai dengan penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut (rob).

"Terlebih bahan urug material yang digunakan juga telah mengakibatkan kerusakan ekosistem setempat dan wilayah lain," papar Slamet.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement