Sabtu 18 Jan 2014 09:53 WIB

Tanggul Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Segera Rampung

 Warga berusaha melewati banjir yang melanda di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Warga berusaha melewati banjir yang melanda di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Kamis (17/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbaikan tanggul Kanal Banjir Barat yang terletak di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat diperkirakan bakal segera rampung. Ini merupakan bagian dari keseluruhan perbaikan seperti Pintu Air Manggarai dan Karet.

"Saat ini memasuki tahap akhir, yaitu penyelesaian pengecoran dan pembersihan, progress-nya sudah mencapai 95 persen," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum Danis Sumadilaga, Sabtu (17/1).

Menurut Danis, perbaikan tanggul Latuharhary merupakan bagian dari program perbaikan beberapa pekerjaan. Antara lain pintu air Manggarai dan Karet, optimalisasi Kanal Banjir Barat dan Kali Ciliwung dengan total biaya untuk pekerjaan Rp 207 miliar.

Ia mengakui, tahap awalnya mengalami kesulitan mobilisasi peralatan karena lokasinya melalui lintasan kereta api. Serta pelaksanaan pemancangan dilakukan secara manual. Namun pada saat ini tidak ada masalah.

Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum juga melakukan aktivitas pembangunan penambahan pintu air di Manggarai dan Karet.

Saat ini, lanjutnya, tingkat kemajuan dari pekerjaan tersebut diperkirakan sudah mencapai lebih dari 85 persen dan ditargetkan rampung pada Juli atau Agustus

"Penambahan pintu air Manggarai akan dapat meningkatkan aliran debit air dari 330 meter kubik per detik menjadi 5OO meter kubik per detik. Sedangkan pintu air Karet akan menaikkan aliran air dari 500 meter kubik per detik menjadi 750 meter per detik," kata Danis.

Sedangkan pekerjaan lainnya yaitu normalisasi tiga sungai meliputi Kali Pesanggarahan, Angke dan Sunter yang akan melebarkan kali menjadi 15-40 meter terus dikerjakan. Tingkat kemajuan pembangunannya sudah mencapai sekitar 65 persen.

Pembebasan lahan kerap menjadi kendala dalam pembangunan sejumlah infrastruktur yang berguna dalam aktivitas penanggulangan banjir di berbagai daerah seperti di wilayah DKI Jakarta.

"Pembebasan tanah yang kerap menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur juga dihadapi dalam normalisasi Kali Ciliwung," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Iskandar.

Menurut Iskandar, normalisasi Kali Ciliwung bermanfaat guna melebarkan kali tersebut dari kondisi saat ini yang hanya 10-20 meter menjadi 50 meter. Untuk itu, ia juga telah mengidentifikasi potensi normalisasi yang tidak memerlukan pembebasan lahan milik masyarakat.

Ia mengungkapkan, dari total 19 kilometer normalisasi Kali Ciliwung yang akan dilakukan, diperkirakan ada lima kilometer yang tidak membutuhkan pengadaan tanah milik warga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement