REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti pada Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adam Latif, mengatakan penciptaan pertumbuhan menjadi isu penting yang harus dikerjakan untuk mengatasi kesenjangan sosial yang semakin melebar.
"Jadi menurut saya isu bagaimana kita bisa ciptakan pertumbuhan inklusif agar 'tradable sector' jadi pemain utama dalam pertumbuhan ekonomi sangat penting," kata Adam di Jakarta, kemarin. Sektor tradable adalah sektor yang dapat menghasilkan devisa (baik dari jasa maupun barang) dan dapat meningkatkan standar hidup masyarakat.
Ia mengatakan, pemerintah selama ini terlalu fokus pada presentase pertumbuhan ekonomi semata. Sedangkan nilai tambah dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri hanya dapat dirasakan oleh mereka yang berasal dari sektor nontradable.
"Mereka (nontradable) dari sektor yang penyerapan tenaga kerjanya sedikit. Karena itu lah kita harusnya tidak boleh hanya fokus pada isu mengenai tingkat pertumbuhan, tetapi pola pertumbuhan pun harus diperhatikan," ujarnya.
Menurut dia, jika terjadi kesenjangan sosial yang meningkat di saat pertumbuhan ekonomi terjadi maka perlu dilihat pertumbuhan tersebut didorong dari sektor apa. "Jika sektor tradable yang seharusnya menyediakan kesempatan kerja ternyata rendah, boleh jadi tinggi pertumbuhan ada tetapi tidak 'menetes' ke bawah, " lanjutnya.
Atas alasan itu pula, menurut dia, yang menyebabkan GINI Ratio tidak dapat turun justru merangkat naik. Oleh karena itu, ia mengatakan pemerintah perlu serius menempatkan industri, pertanian, dan pertambangan yang merupakan sektor tradable sebagai soko guru pertumbuhan ekonomi di masa datang.