Jumat 17 Jan 2014 13:39 WIB

Indonesia Berpeluang Besar Dalam Pengembangan Industri Kreatif

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat meninjau pelaksanaan ajang
Foto: Puskompublik Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat meninjau pelaksanaan ajang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya memiliki sumber daya manusia kreatif, Indonesia juga memiliki lebih dari 600 kelompok etnik dengan beragam budaya, tradisi dan karakter masing-masing.

Ragam etnik itu dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan kreatif. Maka tak berlebihan jika Indonesia disebut memiliki peluang besar menjadi negara yang unggul dalam pengembangan industri kreatif.

"Potensinya besar karena Indonesia sangat luar biasa. Kita memiliki kebudayaan dan kreatifitas yang luar biasa," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu.

Hal itu diutarakan Mari Elka usai menyaksikan puluhan karya desain di ajang "Biennale Desain dan Kriya 2013", Kamis (16/1) di Galeri Nasional, Jakarta. Di ajang itu, Mari melihat secara langsung 93 karya hasil kolaborasi desainer Indonesia dari delapan sub sektor ekonomi kreatif bidang arsiterktur, seperti interior, mebel, produk, kriya tekstil, desain interior, mode dan grafis.

Puluhan karya itu menempatkan Geo-etnik sebagai sumber kekuatan kreatif. Mari berharap ajang ini dapat menjadi forum pengkajian untuk mengukur perkembangan 15 sektor ekonomi kreatif, khususnya desain dan kriya yang terkait pula dengan fesyen dan arsitektur Indonesia.

"Saya sangat optimis melihat karya-karya tadi bahwa tema geo-etnik Indonesia dapat diterjemahkan secara inovatif dan kreatif yang tentunya punya tujuan untuk memperbaiki hidup (quality of life)," ujar Mari.

Irvan Noe'man salah satu kurator Biennale Desain dan Kriya Indonesia 2013 mengatakan, kegiatan Biennale bukanlah memamerkan produk yang sudah jadi di pasar, tetapi menampilkan produk desain yang kreasinya masih pada proses awal penelitian maupun sebagai ekspresi awal dari suatu produk yang berlanjut.

"Biennale juga sebagai event kajian trend forecasting dan trend decoding seputar kemajuan desain dan kriya Indonesia selama dua tahun terakhir, dengan tema dan penekanan yang disesuaikan dengan konteks persoalan yang dianggap penting dalam masa dua tahun tersebut," ujar Ivan seraya mengatakan ajang yang digelar mulai 19 Desember 2012 hingga 19 Januari 2014 ini telah dihadiri oleh 8.000 pengunjung.

Di kesempatan ini Mari Elka juga mengatakan pemerintah akan memfasilitasi keikutsertaan Indonesia dalam event internasional antara lain Venice Biennale Arsitektur (VBA) yang akan berlangsung di Arsenale, Venezia, Italia selama enam bulan, mulai dari 14 Juni hingga 27 November 2014.

"Penyelenggaraan Biennale Desain dan Kriya Indonesia bisa kita jadikan sebagai pemanasan, dan akan terus kita perbaiki dengan menimba pengalaman dari keikutsertaan di biennale internasional," kata Mari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement