Jumat 17 Jan 2014 11:21 WIB

Kapal-Kapal Nelayan Donggala Rusak Dihantam Ombak

Nelayan.   (ilustrasi)
Foto: Antaa
Nelayan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Para nelayan di Pantai Barat, Kabupaten Donggala, mulai dari Kecamatan Sirenja sampai Kecamatan Dampal Selatan, Kabupaten Tolitoli, mengeluh karena kapal mereka rusak dihantam gelombang saat diparkir di pantai.

"Belum ada data rinci mengenai berapa banyak kapal yang rusak, tapi menurut laporan yang kami terima, jumlahnya cukup banyak," kata Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Agus Sudaryanto di Palu, Jumat.

Ia juga belum merinci tingkat kerusakan kapal-kapal tersebut karena masih menunggu laporan dari PPI Mtanga di Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala.

Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir, nelayan-nelayan Donggala dan Tolitoli yang sehari-hari beroperasi di Selat Makassar, menunda turun ke laut karena cuaca buruk.

Namun ketika kapal-kapal itu ditambatkan di pantai, gelombang besar datang menghantam sehingga beberapa bagian kapal rusak karena terhempas ke darat.

Para nelayan, katanya, memang telah diperingatkan untuk sementara tidak melaut karena angin kencang dan gelombang besr di selat Makassar.

"Kemarin (Kamis 16/1), tidak satu kapal pun yang merapat membongkar hasil tangkapan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala," kata Agus.

Namun, katanya, pada Jumat pagi, sebagian kapal tampak mulai meninggalkan pantai untuk turun ke laut dan sebuah kapal telah merapat ke pelabuhan untuk membongkar hasil tangkapannya.

Sementara itu, Marwan, seorang ketua kelompok nelayan di Donggala mengakui bahwa sejak sebulan terakhir, nelayan Donggala tidak rutin melaut karena kondisi gelombang yang tidak memungkinkan.

"Dalam sebulan terakhir, para nelayan rata-rata hanya dua sampai tiga kali melaut, padahal sebelumnya bisa 10 sampai 13 kali. Kita hanya liat-liat, kalau kondisi memungkinkan, kami turun," ujarnya.

Hal ini menyebabkan harga ikan sekarang melonjak cukup tinggi. Ikan cakalang (deho) misalnya dijual rata-rata Rp700.000/baskom yang sebelumnya hanya Rp400.000 sedangkan ikan layang kini Rp1 juta/baskom yang sebelumnya hanya Rp600.000/baskom.

Marwan juga mengakui sejumlah kapal nelayan rusak dihantam gelombang saat diparkir di pantai, namun kerusakannya masih bisa diperbaiki sendiri oleh masing-masing nelayan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement