Kamis 16 Jan 2014 21:46 WIB

Pengoperasian 13 Kapal Besar di DIY Tak Optimal

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Kapal KMP Portlink yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Kapal KMP Portlink yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengoperasian sebanyak 13 kapan besar (red. di atas 30 gross ton) di DIY sampai saat ini tidak optimal. Hal ini dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM ) atau nelayan dari wilayah DIY yang kurang tangguh.

Oleh sebab itu mereka harus ditingkatkan ketangguhannya dengan pelatihan yakni dimagangkan ke nelayan yang sudah ahli dan berpengalaman.

"Tahun ini Dinas Perikanan dan Kelautan (Dispenak) DIY menargetkan 90 nelayan yang akan ditingkatkan SDMnya dengan pelatihan. Ini termasuk nelayan yang sebelumnya sudah diikutsertakan dalam pelatihan tetapi masih belum tangguh," kata Kepala Bidang Perikanan Dispenak DIY Suwarman kepada Republika, Kamis (16/1).

Kini kapal besar tersebut ada di Pelabuhan Sadeng Gunungkidul. Sementara para nelayan dari DIY yang mendapatkan pelatihan ada yang berasal dari Gunungkidul, Kulonprogo maupun Bantul.

Menurut Suwarman, nelayan di DIY masih baru, karena sebelumnya menjadi petani. Sehingga ketangguhan nelayan di DIY masih kurang. Berbeda dengan nelayan dari Pekalongan, Pacitan yang sudah sejak dulu menjadi nelayan.

"Dari 3000 nelayan dari DIY, yang tangguh diperkirakan baru sekitar 30 orang," katanya mengungkapkan.

Nelayan yang tangguh tersebut tentu saja tidak disatukan dalam satu kapal, melainkan dibagi ke dalam 13 kapal besar yang ada. Dari 13 kapal besar tersebut sebanyak tujuh kapal merupakan kapal Gill Net atau jaring insang, dan tiga kapal jenis kapal Purse Seine.

Untuk kapal Purse Seine ini membutuhkan SDM sebanyak 30 orang, sedangkan Gill Net membutuhkan SDM sebanyak 16 orang. Untuk mengisi ke-13 kapal tersebut masih dicampur dengan nelayan dari daerah lain yang sudah tangguh. Sementara nelayan asli dari DIY sendiri masih harus mendapatkan pelatihan.

Seharusnya nelayan yang menggunakan kapal besar tersebut di lautan selama 10 hari supaya hasil tangkapannya optimal. Namun, kata Suwarman, nelayan dari DIY yang membawa kapal besar baru tiga hari sudah pulang.

Hasil tangkapan dengan kapal Gill Net dalam dua sampai tiga hari  di laut sekitar 1,3 ton. Sementara dengan kapal Purse Seine dalam 3-4 hari di laut hasilnya bisa 3-4 ton.

"Kalau para nelayan tersebut tangguh dan betah di laut hingga 10 hari, maka hasil tangkapannya bisa tiga kali lipat dari yang mereka peroleh selama 3-4 hari saja.

"Jadi memang ketangguhan nelayan dari DIY  masih harus terus ditingkatkan. Tetapi saya optimis bisa.  Karena hal ini akan mendukung program Gubernur DIY Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X yakni dari dagang tani ke dagang layar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement