Kamis 16 Jan 2014 21:38 WIB

Warga Bandung Masih Bingung Pendaftaran BPJS

Rep: C30/ Red: Djibril Muhammad
Petugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menerangkan kepada warga cara mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat peluncuran JKN di RS Fatmawati, Jakarta, Rabu (1/1). Kartu JKN merupakan perlindungan kesehatan agar peserta memeroleh m
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menerangkan kepada warga cara mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat peluncuran JKN di RS Fatmawati, Jakarta, Rabu (1/1). Kartu JKN merupakan perlindungan kesehatan agar peserta memeroleh m

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Warga Kota Bandung masih bingung dengan cara pendaftaran untuk menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Minimnya sosialisasi ditengarahi menjadi penyebab kebingungan masyarakat.

Kiki (30 tahun), warga Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Kota Bandung mengaku belum paham dengan tata cara pendaftaran menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ia hanya mengikuti imbauan dari kelurahan tempat tinggalnya untuk segera mendaftarkan diri.

"Ini ke sini diperintah sama kelurahan makanya daftar. Nggak tau (caranya). Saya ikut saja," katanya saat mendaftar di Kantor Cabang Utama BPJS Kota Bandung, Jalan Pelajar Pejuang 45 Nomor 66, Kota Bandung Bandung, Kamis (16/1).

Kiki yang juga datang untuk mendaftarkan bibinya terpaksa mengambil kelas II. Ia mendaftar kelas II karena merasa khawatir dan trauma jika tidak mendapat pelayanan yang baik apabila mendaftar untuk kelas III.

Ia juga mengaku keberatan jika membayar premi sebesar Rp 42,5 ribu per bulan per jiwa untuk kelas II.

"Apalagi bibi saya yang saat ini sedang hamil dan mau melahirkan. Dia baru saja ditinggal suaminya (meninggal). Pasti keberatan dengan biaya segitu," katanya.

Untuk diketahui, kelas III dibebani dengan biaya Rp 25,5 ribu per jiwa per bulan. Dan kelas II sebesar Rp 42,5 ribu. Sedangkan kelas I yakni Rp 59,5 ribu per jiwa per bulan.

Hal yang sama juga diungkapkan Mahfudin (42 tahun). Warga Kelurahan Rancacili Kecamatan Rancasari Kota Bandung itu juga mengatakan kebingungan dengan cara mendaftar menjadi peserta BPJS. Ia mengaku hanya mengikuti beberapa warga di sekitar tempat tinggalnya yang lebih dulu mendaftar.

Mahfudin yang mendaftarkan dirinya dengan anggota keluarganya berharap agar digratiskan semua biaya pengobatan jika sakit. "Taunya biar berobat gratis saja. Namanya orang miskin," katanya di tempat pendaftaran di Kantor Cabang Utama BPJS Kota Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement