Kamis 16 Jan 2014 09:54 WIB

Gorontalo Diminta Waspadai Curah Hujan

 Petugas BMKG mengecek tingkat radiasi matahari menggunakan alat camblestok di Stasiun Meteorologi 745, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/11). (Adhi Wicaksono)
Petugas BMKG mengecek tingkat radiasi matahari menggunakan alat camblestok di Stasiun Meteorologi 745, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/11). (Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga di Provinsi Gorontalo, untuk mewaspadai curah hujan tinggi, khususnya di wilayah-wilayah potensi banjir.

"Sesuai dengan pengamatan BMKG sejak Rabu (15/1) hingga saat ini, masih terjadi hujan dengan intensitas sedang dan ringan. Namun ini bisa saja berubah kalau memang arah angin cukup kencang," kata prakirawan BMKG Gorontalo, Wisnu, Kamis.

Sementara untuk arah dan kecepatan angin terjadi dari barat laut, dengan kecepatan sekitar 15-25 km/jam, temperatus pada posisi bervariasi yakni, 22-32 derajat celcius.

Kemudian yang perlu diwaspadai adalah tingginya gelombang laut yang bisa mencapai 3-4 meter dan membahayakan masyarakat pesisir dan nelayan.

Sebelumnya, sejumlah warga Kota Gorontalo mulai mengantisipasi bencana banjir, setelah terjadi hujan deras disertai angin kencang sehari sebelumnya.

Warga yang tinggal di bantaran Sungai Bulango yakni Kelurahan Biawu, Siendeng dan Molosipat khawatir banjir terjadi pada malam hari.

"Kami siap mengungsi jika banjir datang. Rumah sudah kami bentengi dengan kayu-kayu agar air tidak langsung masuk" kata salah seorang warga Kelurahan Biawu, Kota Gorontalo, Udin Yahya.

Menurutnya, wilayah itu sudah menjadi langganan banjir, namun belum ada upaya pencegahan dari pemerintah daerah.

Warga lainnya, Zulkifli (40) mengaku sudah terbiasa mengungsi ke rumah orang tuanya saat terjadi banjir.

"Setiap musim hujan atau cuaca buruk seperti sekarang, kami sudah mengamankan barang-barang ke lantai dua," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement