REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Angin kencang dengan kecepatan sekitar 15 - 20 knot melanda Kota Manado, ibukota Sulawesi Utara. Akibat angin kencang tersebut, tinggi gelombang di perairan utara Manado mencapai 3 - 5 meter.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Hubungan Kemasyarakatan (Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, pantauan citra satelit menunjukkan masih banyak awan di sekitar Sulawesi Utara. Potensi banjir pun masih cukup tinggi.
"Di Kanaan, Ranotana Weru Lingkungan 9, banjir yang berasal dari luapan sungai telah naik hingga ketinggian mencapai atap rumah. Sementara di Lingkungan 1, warga terjebak di dalam rumah dan tidak bisa keluar. Hingga saat ini pendataan juga masih terus dilakukan," ujar Sutopo dalam press releasenya melaluipada Rabu petang (15/1).
Menurutnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara masih dan akan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat. Untuk sementara, warga dievakusi di Hotel Swissbell, Hotel Tengunpura, dan Kantor Walikota Manado.
Saat ini BPBD Sulawesi Utara terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan BPBD Kota Manado, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI), Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Sar Nasional (Basarnas), Tim Penanggulangan Bencana (Tagana), Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), relawan dan masyarakat, ujar Sutopo dalam press releasenya.